Saturday, September 6, 2025

Bagan Alir Penelitian Skripsi: 4 Hal Wajib Diperhatikan Mahasiswa

Kalau kamu lagi di tahap nyusun skripsi, pasti sering dengar istilah "Bagan Alir Penelitian". Nah, bagan alir penelitian ini sebenarnya adalah semacam peta atau alur kerja yang menggambarkan langkah-langkah penelitian yang bakal kamu lakukan. Bentuknya bisa berupa diagram atau flowchart yang nyambung dari awal sampai akhir, mulai dari identifikasi masalah, rumusan tujuan, metode penelitian, sampai ke tahap analisis data dan penarikan kesimpulan. Dengan adanya bagan alir ini, proses penelitian jadi lebih jelas dan terstruktur, nggak bikin bingung ke mana harus melangkah.

Selain sebagai peta perjalanan, fungsi utama bagan alir penelitian juga buat memastikan setiap langkah nggak ada yang kelewat. Bayangin kalau kamu naik gunung tanpa peta, pasti gampang nyasar. Nah, skripsi juga gitu. Bagan alir membantu supaya prosesnya runtut, sistematis, dan bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan, buat dosen pembimbing, bagan alir ini jadi alat bantu cepat buat ngecek apakah rancangan penelitianmu udah logis dan bisa dijalankan.

Jenis bagan alir penelitian sendiri ada banyak bentuknya. Ada yang simpel banget hanya menunjukkan garis besar langkah-langkah, ada juga yang detail lengkap dengan percabangan. Ada yang pakai simbol standar flowchart (persegi panjang, belah ketupat, lingkaran), ada juga yang cukup berupa kotak-kotak sederhana. Intinya, jenis bagan alir bisa fleksibel menyesuaikan kebutuhan, tapi tujuannya tetap sama: bikin alur penelitianmu jadi gampang dipahami, baik oleh kamu sendiri maupun pembaca skripsi.

1. Kejelasan Urutan Tahap Penelitian

Hal pertama yang paling penting adalah memastikan urutan tahap penelitianmu jelas dan runtut. Jangan sampai urutannya lompat-lompat atau bikin orang bingung, misalnya langsung masuk ke pengolahan data padahal rumusan masalah aja belum jelas. Urutannya harus logis, mengalir step by step dari awal sampai akhir. Dengan begitu, siapa pun yang baca bisa langsung paham alur berpikir penelitianmu.

Dalam konteks penelitian di bidang Teknik Sipil, bagan alir penelitian biasanya banyak dipakai untuk menata alur studi terkait perencanaan infrastruktur. Misalnya, saat meneliti kualitas beton dengan variasi material tambahan, bagan alir bisa menunjukkan tahapan mulai dari studi literatur, penentuan komposisi campuran, pembuatan sampel uji, pengujian kuat tekan, sampai analisis hasilnya. Dengan alur yang jelas, mahasiswa teknik sipil bisa lebih mudah menjelaskan kepada dosen pembimbing bagaimana penelitian mereka dijalankan secara runtut dan sistematis.

Contoh lain penerapannya bisa dilihat dalam penelitian perencanaan sistem drainase kota. Bagan alir penelitian akan menampilkan tahap-tahap seperti identifikasi masalah genangan air, pengumpulan data curah hujan dan kondisi eksisting saluran, pemodelan hidrologi-hidrolika, lalu analisis kapasitas saluran, hingga rekomendasi desain perbaikan. Dari situ terlihat jelas bagaimana setiap langkah punya peran penting dalam menjawab permasalahan utama. Jadi, bukan hanya sekadar formalitas, bagan alir benar-benar membantu mahasiswa Teknik Sipil menjaga alur penelitiannya tetap fokus dan relevan.

2. Konsistensi dengan Metodologi

Bagan alir penelitian nggak boleh asal bikin. Dia harus konsisten sama metode penelitian yang kamu pakai. Misalnya, kalau pakai metode kuantitatif, tahapannya pasti melibatkan penyusunan instrumen, uji validitas, sampai analisis statistik. Sementara penelitian kualitatif beda lagi, bisa ada tahap wawancara mendalam, observasi, atau analisis dokumen. Jadi pastikan bagan alirmu sejalan dengan metodologi yang dipilih.

Kalau di bidang Teknik Sipil, misalnya kamu pakai metode kuantitatif dalam penelitian tentang kuat tekan beton, maka bagan alir penelitianmu harus mencerminkan tahap-tahap khas metode itu. Dari penentuan variasi campuran beton, pembuatan benda uji, pengujian laboratorium, hingga analisis data menggunakan statistik. Dengan begitu, flowchart penelitianmu konsisten sama metode kuantitatif yang memang menekankan pengukuran numerik dan analisis data yang terukur.

Sebaliknya, kalau kamu pakai metode kualitatif, contohnya penelitian tentang manajemen proyek konstruksi di lapangan, bagan alirnya tentu beda. Tahapan seperti wawancara dengan kontraktor, observasi langsung proses pembangunan, atau analisis dokumen proyek harus masuk dalam alur. Artinya, bagan alir penelitian Teknik Sipil tetap harus “ngikutin” jalur metode yang dipilih supaya tidak ada kesan asal tempel langkah-langkah, dan hasil penelitian tetap bisa dipertanggungjawabkan.

3. Kesesuaian dengan Rumusan Masalah dan Tujuan

Banyak mahasiswa sering bikin bagan alir yang keren tapi ternyata nggak nyambung sama rumusan masalah atau tujuan penelitian mereka. Nah, ini bahaya. Bagan alir harus bisa menjawab pertanyaan: "Apakah alur ini benar-benar akan menuntunku mencapai tujuan penelitian?" Kalau iya, berarti udah tepat. Kalau masih melenceng, artinya perlu disesuaikan lagi.

Di bidang Teknik Sipil, kesesuaian bagan alir dengan rumusan masalah sangat krusial. Misalnya kamu meneliti masalah daya dukung tanah pada lokasi tertentu, rumusan masalahnya adalah “Bagaimana pengaruh variasi kepadatan tanah terhadap daya dukung pondasi dangkal?”. Maka, bagan alir penelitian harus menampilkan tahapan mulai dari identifikasi jenis tanah, persiapan uji laboratorium, pelaksanaan uji CBR atau triaxial, hingga analisis hasil untuk menjawab apakah variasi kepadatan memang memengaruhi daya dukung. Kalau alurnya nggak mengarah ke jawaban atas masalah itu, penelitianmu bisa dianggap kurang fokus.

Contoh lain, kalau tujuan penelitianmu di Teknik Sipil adalah merancang perbaikan geometri jalan pada suatu ruas, maka bagan alir penelitian harus menampilkan langkah-langkah seperti survei kondisi lapangan, pengumpulan data lalu lintas, analisis kapasitas jalan, hingga simulasi alternatif desain. Dari sana terlihat jelas bahwa alur yang kamu susun memang mengantarkan penelitian menuju tujuan akhir. Jadi, alur penelitian bukan sekadar gambar formalitas, tapi bukti bahwa setiap tahap dirancang untuk menyelesaikan masalah yang sejak awal sudah kamu tetapkan.

4. Kesederhanaan dan Kemudahan Dibaca

Jangan bikin bagan alir yang terlalu ribet penuh simbol sampai bikin orang pusing duluan. Prinsipnya: makin simpel, makin bagus, asal tetap informatif. Bagan alir sebaiknya gampang dibaca, rapi, dan nggak bikin bingung. Ingat, bagan ini bukan hanya buat kamu, tapi juga buat pembimbing dan penguji yang mungkin baru pertama kali melihat penelitianmu.

Dalam penelitian Teknik Sipil, kesederhanaan bagan alir justru bikin penjelasan teknis yang rumit jadi lebih gampang dipahami. Misalnya penelitian tentang perencanaan struktur jembatan. Kalau bagan alirnya dibuat terlalu rumit dengan banyak cabang yang tidak penting, pembaca bisa kehilangan fokus. Padahal, cukup dengan menampilkan tahap-tahap utama seperti identifikasi kebutuhan, pengumpulan data beban lalu lintas, perhitungan struktur, pemodelan menggunakan software, dan evaluasi hasil, dosen pembimbing atau penguji sudah bisa menangkap esensi penelitianmu.

Begitu juga dalam penelitian tentang analisis sistem drainase perkotaan. Daripada bikin bagan penuh dengan simbol yang bikin pusing, lebih baik gunakan alur sederhana: mulai dari survei lapangan, pengumpulan data curah hujan, perhitungan debit rencana, analisis kapasitas saluran, hingga usulan perbaikan. Dengan bagan yang ringkas dan jelas seperti itu, kamu bukan hanya mempermudah diri sendiri, tapi juga memudahkan orang lain untuk menilai bahwa penelitianmu memang terstruktur dengan baik.

Menyusun bagan alir penelitian skripsi memang kelihatannya sepele, tapi sebenarnya ini bagian penting yang bisa bikin penelitianmu jadi lebih terarah. Anggap aja bagan ini kayak kompas yang selalu ngingetin kamu ke arah mana harus melangkah. Kalau kamu bikin dengan benar, proses penulisan skripsi bakal jauh lebih lancar.

Selain itu, bagan alir juga bisa menghemat waktu. Karena dengan sekali lihat, dosen pembimbing atau penguji bisa langsung nangkep keseluruhan alur penelitianmu tanpa harus membaca detail panjang. Ini jelas bikin komunikasi akademik jadi lebih efektif.

Hal lain yang nggak kalah penting, bagan alir penelitian bisa jadi peganganmu ketika merasa stuck di tengah jalan. Kadang mahasiswa bingung harus ngerjain bagian mana dulu. Dengan bagan alir, kamu tinggal cek lagi tahapannya, lalu lanjut sesuai urutan. Jadi, dia nggak cuma berguna di atas kertas, tapi juga jadi pemandu nyata selama perjalanan skripsi.

Jadi, intinya, jangan anggap remeh bagan alir penelitian skripsi. Luangkan waktu buat nyusun dengan baik, pastikan sesuai dengan metode dan tujuan penelitianmu, serta buatlah sesederhana mungkin supaya mudah dipahami. Dengan begitu, skripsimu bakal lebih rapi, runtut, dan pastinya lebih siap dipertanggungjawabkan di hadapan dosen penguji.

Berikut dibawah ini aku kasih 2 contoh Bagan/Diagram Alir skripsi dari mahasiswa jurusan Teknik Sipil.

Contoh Diagram Alir Skripsi dengan judul "Analisis Risiko Dengan Menggunkan Metode Hirarc Pada Pelaksanan Pembangunan Gedung Gereja Kehidupan Rumah Tiga, Ambon"
Contoh Diagram Alir Skripsi dengan judul "Analisis Pengaruh Jumlah Tumbukan Pada Aspal Beton (AC-WC) Terhadap Karakteristik Marshall"

No comments:

Post a Comment

Give your positive comments.
Avoid offensive comments.
Thank you.