Tuesday, August 26, 2025

Research Starter Pack: Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian untuk Skripsimu

Kalau sudah masuk tahap skripsi, bagian yang sering bikin mahasiswa garuk-garuk kepala itu biasanya rumusan masalah dan tujuan penelitian. Banyak yang bingung gimana cara mulainya, takut salah nulis, atau malah kebablasan bikin pertanyaan yang terlalu luas. Padahal sebenarnya, dua bagian ini adalah fondasi dari keseluruhan penelitianmu. Kalau rumusan masalahnya jelas, tujuan penelitian pun otomatis jadi lebih mudah dirumuskan.

Skripsi itu ibarat perjalanan panjang: rumusan masalah adalah “peta” yang nunjukin ke mana kamu harus melangkah, sedangkan tujuan penelitian adalah “destinasi” yang mau dicapai. Jadi, jangan sampai salah bikin peta atau tujuanmu bisa melenceng jauh. Nah, supaya lebih gampang dipahami, yuk kita bahas 4 tahapan penyusunan rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan cara yang lebih santai.

1. Mulai dari Identifikasi Masalah

Sebelum buru-buru bikin rumusan masalah, kamu harus tau dulu masalah apa yang mau kamu angkat. Caranya gampang: amati fenomena yang ada di sekitar, baca literatur, atau lihat hasil penelitian sebelumnya. Dari situ kamu bisa nemuin "gap" atau celah yang bisa dijadikan alasan kenapa penelitianmu perlu dilakukan. Jangan lupa, masalah yang kamu pilih harus sesuai dengan bidang ilmu yang kamu ambil, biar nggak nyasar.

Misalnya dalam bidang teknik sipil, kamu bisa mulai dengan mengamati masalah infrastruktur di sekitar. Contohnya, ada jembatan kecil di daerah tertentu yang sering rusak karena dilewati kendaraan berat padahal kapasitasnya terbatas. Dari situ kamu bisa bikin rumusan masalah seperti: “Seberapa besar pengaruh beban lalu lintas terhadap umur rencana jembatan X?” Nah, tujuan penelitiannya bisa berupa: “Untuk menganalisis pengaruh beban lalu lintas terhadap umur rencana jembatan X dan memberikan rekomendasi perbaikan struktur.” Dengan begitu, rumusan masalah dan tujuan penelitianmu jelas, terukur, dan langsung nyambung dengan persoalan nyata di lapangan.

2. Susun Rumusan Masalah dengan Pertanyaan yang Jelas

Nah, setelah dapat masalahnya, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan penelitian. Rumusan masalah biasanya ditulis dalam bentuk kalimat tanya yang spesifik, singkat, tapi jelas. Hindari bikin pertanyaan yang terlalu luas atau abstrak, karena nanti kamu sendiri yang repot saat menjawabnya. Misalnya, daripada nulis “Bagaimana pengaruh teknologi terhadap kehidupan manusia?” (terlalu luas banget), coba persempit jadi “Bagaimana pengaruh penggunaan aplikasi X terhadap produktivitas mahasiswa jurusan Y di tahun Z?” — lebih fokus kan?

Contohnya di bidang teknik sipil, daripada bikin pertanyaan luas kayak “Bagaimana kualitas pembangunan jalan di Indonesia?” (yang jelas terlalu umum), coba persempit jadi “Bagaimana pengaruh penggunaan campuran aspal modifikasi plastik terhadap daya tahan perkerasan jalan pada proyek X di Kota Y?” Nah, pertanyaan kayak gini lebih spesifik, fokus, dan pastinya lebih gampang dijawab lewat penelitian.

3. Hubungkan dengan Tujuan Penelitian

Kalau rumusan masalahmu sudah oke, tujuan penelitian otomatis bisa dibuat dari situ. Prinsipnya, tujuan penelitian adalah jawaban dari pertanyaan yang ada di rumusan masalah. Jadi gampangnya, kalau rumusan masalahnya berupa kalimat tanya, tujuan penelitian adalah kalimat jawabannya (tapi ditulis secara formal). Contoh: kalau pertanyaannya “Bagaimana pengaruh aplikasi X terhadap produktivitas mahasiswa?”, tujuan penelitiannya bisa jadi “Untuk menganalisis pengaruh aplikasi X terhadap produktivitas mahasiswa jurusan Y.”

Misalnya di teknik sipil kamu bikin rumusan masalah: “Bagaimana pengaruh penggunaan beton dengan campuran fly ash terhadap kuat tekan pada umur 28 hari?” Maka tujuan penelitiannya bisa ditulis sebagai: “Untuk menganalisis pengaruh penggunaan beton dengan campuran fly ash terhadap kuat tekan pada umur 28 hari.” Dari sini kelihatan jelas kalau tujuan penelitian memang turunan langsung dari rumusan masalah, jadi nggak ada yang melenceng ke arah lain.

4. Pastikan Konsisten dan Bisa Dijawab

Tahap terakhir ini sering disepelekan, padahal penting. Cek lagi apakah rumusan masalah dan tujuan penelitianmu konsisten satu sama lain. Jangan sampai rumusan masalah ngomong A, tapi tujuan penelitian malah lari ke B. Selain itu, pastikan juga bahwa pertanyaan penelitianmu realistis untuk dijawab dengan metode dan data yang kamu punya. Kalau terlalu muluk, nanti skripsimu bisa mandek di tengah jalan.

Bayangin kamu bikin rumusan masalah “Bagaimana efektivitas sistem drainase di kawasan perumahan Z dalam mengurangi genangan air?”. Maka tujuan penelitianmu harus selaras, misalnya “Untuk mengevaluasi efektivitas sistem drainase di kawasan perumahan Z dalam mengurangi genangan air dan memberikan rekomendasi perbaikan.” Jangan sampai tujuanmu malah melebar jadi “Menganalisis perencanaan jalan raya di kawasan tersebut”, karena jelas sudah beda topik. Dengan cara ini, penelitianmu tetap fokus, realistis, dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.

Nah, jadi menyusun rumusan masalah dan tujuan penelitian itu memang kelihatannya ribet, tapi kalau dipecah jadi beberapa tahap, sebenarnya nggak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya ada pada kemampuan kita untuk mengidentifikasi masalah yang relevan, membuat pertanyaan yang jelas, lalu menurunkannya menjadi tujuan penelitian yang terukur dan konsisten.

Ingat, skripsi bukan soal siapa yang paling cepat selesai, tapi siapa yang paling rapi menyusun fondasinya. Kalau rumusan masalah dan tujuan penelitianmu sudah kokoh, bagian-bagian lain seperti metode, analisis data, hingga kesimpulan akan mengalir lebih lancar. Jadi, santai aja, ikuti tahapannya, dan anggap proses ini sebagai latihan berpikir kritis sekaligus pembuktian bahwa kamu memang siap jadi graduate sejati

No comments:

Post a Comment

Give your positive comments.
Avoid offensive comments.
Thank you.