Monday, September 15, 2025

Panduan Praktis Pengutipan Skripsi: Kutipan Langsung, Tidak Langsung, dan Contohnya

Mengerjakan skripsi itu bukan cuma soal rajin nulis atau ngulik teori, tapi juga bagaimana kita menyusun tulisan dengan benar. Salah satu hal krusial yang sering bikin mahasiswa bingung adalah soal "Cara Pengutipan". Banyak yang mikir kalau kutipan itu sekadar “copy-paste” dari buku atau jurnal, padahal ada aturan mainnya. Kalau salah, bisa dianggap plagiat, dan itu jelas bahaya besar buat kelulusan. Jadi, penting banget buat paham dasar-dasarnya.

Secara sederhana, pengutipan adalah cara kita mengambil ide, data, atau kalimat dari karya orang lain dan memasukkannya ke dalam tulisan kita dengan aturan tertentu. Tujuannya jelas: supaya tulisan kita punya landasan ilmiah yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan mengutip, kita juga memberi penghargaan kepada penulis asli yang pemikirannya kita pakai. Jadi, bukan hanya sekadar formalitas, tapi juga bagian dari etika akademik.

Nah, fungsi pengutipan itu ada banyak. Pertama, untuk memperkuat argumen kita dalam skripsi. Kedua, untuk menunjukkan kalau kita sudah membaca banyak literatur terkait topik yang sedang dibahas. Ketiga, biar skripsi kita nggak cuma berisi pendapat pribadi yang mentah, tapi juga punya dukungan teori dari para ahli. Dengan begitu, dosen pembimbing atau penguji bakal lebih yakin sama kualitas tulisan kita.

Dalam dunia akademik, ada beberapa jenis kutipan yang umum dipakai. Misalnya kutipan langsung, yaitu menyalin persis kata demi kata dari sumber. Lalu ada kutipan tidak langsung, yaitu kita parafrase atau mengubah susunan kata tapi tetap mempertahankan maksudnya. Selain itu, ada juga kutipan panjang (lebih dari 40 kata biasanya dibuat blok terpisah) dan kutipan pendek (langsung nyambung dengan paragraf). Semua jenis ini punya aturan teknis penulisan, dan kita harus taat supaya nggak kacau.

1. Bedakan antara kutipan langsung dan tidak langsung

Kutipan langsung itu harus ditulis persis sama dengan sumber aslinya, termasuk tanda baca. Biasanya untuk kutipan pendek cukup ditaruh di dalam tanda kutip (“...”), sedangkan kutipan panjang dibuat paragraf khusus dengan margin lebih dalam. Kalau kutipan tidak langsung, kita bisa menuliskannya dengan gaya bahasa sendiri, tapi tetap harus mencantumkan sumber. Intinya, jangan asal campur, karena cara penulisannya berbeda.

Dalam konteks ilmu Teknik Sipil, kutipan biasanya dipakai untuk memperkuat dasar teori atau metodologi penelitian. Misalnya ketika membahas perencanaan campuran beton, mahasiswa bisa mengutip teori dari buku “Teknologi Beton” karya Mulyono atau referensi SNI terkait. Kutipan ini berfungsi untuk menunjukkan bahwa perhitungan atau metode yang digunakan bukan asal coba-coba, melainkan mengacu pada standar dan pendapat ahli yang sudah diakui di bidang konstruksi. Jadi, kutipan bukan hanya tempelan, tapi benar-benar jadi dasar landasan ilmiah dari skripsi.

Sebagai contoh, kalau menggunakan kutipan langsung bisa ditulis begini: “Kuat tekan beton dipengaruhi oleh faktor air-semen dan kualitas agregat yang digunakan” (Mulyono, 2005). Sedangkan untuk kutipan tidak langsung bisa dibuat seperti ini: Menurut Mulyono (2005), kualitas beton sangat ditentukan oleh rasio air-semen serta kondisi agregat yang dipakai. Dengan cara seperti ini, mahasiswa Teknik Sipil bisa menghubungkan teori dengan hasil uji laboratorium yang mereka lakukan, misalnya dalam penelitian tentang variasi campuran beton atau pengaruh bahan tambahan terhadap mutu beton.

2. Penempatan sumber di awal atau akhir kalimat

Kalau mau menekankan penulis, biasanya nama penulis ditaruh di awal kalimat, contohnya: Menurut Sugiyono (2017), metode penelitian kuantitatif lebih banyak digunakan... Tapi kalau mau menekankan idenya, nama penulis cukup di akhir kalimat, misalnya: Metode penelitian kuantitatif lebih banyak digunakan (Sugiyono, 2017). Dua-duanya benar, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dalam penulisan.

Dalam skripsi Teknik Sipil, penempatan kutipan di awal kalimat biasanya dipakai kalau kita ingin menekankan siapa penulisnya. Misalnya saat membahas perkerasan jalan, bisa ditulis: Menurut Hardiyatmo (2010), ketebalan lapis perkerasan jalan sangat dipengaruhi oleh jenis tanah dasar dan volume lalu lintas. Dengan penulisan seperti ini, pembaca akan langsung fokus pada sosok penulis atau ahli yang dijadikan rujukan, sehingga otoritas sumber terlihat jelas sejak awal kalimat.

Sebaliknya, kalau kita ingin lebih menekankan pada idenya atau hasil penelitiannya, kutipan bisa ditaruh di akhir kalimat. Contohnya: Ketebalan lapis perkerasan jalan sangat dipengaruhi oleh jenis tanah dasar dan volume lalu lintas (Hardiyatmo, 2010). Format ini lebih mengalir karena kalimat fokus pada penjelasan teknis, lalu diakhiri dengan rujukan. Jadi, mahasiswa Teknik Sipil bisa fleksibel menempatkan kutipan, tergantung apakah ingin menonjolkan penulisnya atau ide yang dibahas.

3. Cara mengutip satu penulis

Kalau kutipan dari satu orang penulis, gampang saja. Bisa ditulis begini: (Ahmad, 2020) atau Menurut Ahmad (2020).... Pastikan nama belakang penulis yang dicantumkan, sesuai aturan gaya selingkung (misalnya APA, IEEE, atau Turabian, tergantung kampus).

Dalam penelitian skripsi Teknik Sipil, sering kali mahasiswa hanya mengutip dari satu penulis untuk menjelaskan teori dasar. Misalnya, ketika membahas konsep tanah dasar dalam geoteknik, mahasiswa bisa menuliskan: Menurut Bowles (1993), daya dukung tanah sangat bergantung pada sifat fisik dan mekanik tanah tersebut. Dengan format ini, nama penulis muncul di awal kalimat sehingga pembaca langsung tahu siapa sumber utama teori tersebut.

Kalau ingin menekankan idenya, bukan penulisnya, maka nama bisa ditempatkan di akhir kalimat. Contohnya: Daya dukung tanah sangat bergantung pada sifat fisik dan mekanik tanah (Bowles, 1993). Cara ini sering dipakai dalam skripsi Teknik Sipil, terutama saat mahasiswa ingin menghubungkan teori dengan hasil pengujian laboratorium, misalnya uji CBR atau uji triaxial. Dengan begitu, kutipan terasa lebih menyatu dalam penjelasan teknis yang sedang dibahas.

4. Cara mengutip dua penulis

Kalau penulisnya dua orang, biasanya ditulis begini: (Santoso & Putri, 2021) atau Menurut Santoso dan Putri (2021).... Kata “dan” bisa ditulis “&” atau “dan” tergantung gaya penulisan yang dipakai. Jangan sampai salah tulis, misalnya cuma nyebut salah satu penulis, karena itu bisa dianggap meremehkan kontribusi penulis lainnya.

Dalam skripsi Teknik Sipil, kadang kita menggunakan referensi dari dua penulis yang menulis bersama dalam satu buku atau artikel. Misalnya, kalau mahasiswa sedang membahas tentang analisis struktur baja, bisa ditulis: Menurut Dipohusodo dan Haryanto (2006), perencanaan struktur baja harus memperhatikan kombinasi beban yang terjadi pada elemen struktur. Dengan cara ini, kedua penulis tetap mendapatkan pengakuan yang setara, dan mahasiswa menunjukkan ketelitian dalam menyebutkan sumber.

Kalau mau menekankan pada idenya saja, kutipan bisa ditaruh di akhir kalimat. Contohnya: Perencanaan struktur baja harus memperhatikan kombinasi beban yang terjadi pada elemen struktur (Dipohusodo & Haryanto, 2006). Format ini cocok dipakai kalau pembahasan lebih fokus pada isi materi, misalnya saat mahasiswa menghubungkan teori beban ultimit dengan hasil simulasi perangkat lunak SAP2000 atau ETABS. Dengan begitu, kutipan tidak mengganggu alur penjelasan teknis, tapi tetap jelas sumbernya.

5. Cara mengutip tiga orang atau lebih

Kalau penulisnya tiga orang atau lebih, biasanya cukup tulis nama penulis pertama diikuti “dkk.” (untuk bahasa Indonesia) atau et al. (untuk gaya APA/Inggris). Contohnya: (Wijaya dkk., 2022) atau (Wijaya et al., 2022). Tapi jangan lupa, di daftar pustaka tetap harus ditulis lengkap semua nama penulisnya. Banyak mahasiswa suka keliru di bagian ini, padahal ini salah satu detail yang sering dilihat dosen penguji.

Dalam skripsi Teknik Sipil, banyak literatur yang ditulis oleh lebih dari tiga penulis, terutama artikel jurnal internasional tentang material atau teknologi konstruksi terbaru. Misalnya, saat membahas inovasi beton ramah lingkungan, mahasiswa bisa menuliskan: Menurut Wijaya et al. (2022), penggunaan fly ash sebagai substitusi sebagian semen mampu meningkatkan kekuatan beton sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Dengan format ini, penulis pertama tetap disebutkan, sementara penulis lainnya cukup dirangkum dengan “dkk.” untuk gaya bahasa Indonesia atau et al. jika menggunakan gaya penulisan internasional.

Kalau kutipannya diletakkan di akhir kalimat, formatnya juga sederhana. Contohnya: Penggunaan fly ash sebagai substitusi sebagian semen terbukti mampu meningkatkan kekuatan beton sekaligus mengurangi dampak lingkungan (Wijaya et al., 2022). Model ini sering dipakai mahasiswa Teknik Sipil, terutama ketika mereka menulis bagian hasil uji laboratorium yang perlu diperkuat dengan referensi dari penelitian terdahulu. Intinya, meskipun ditulis ringkas, daftar pustaka tetap wajib mencantumkan semua nama penulis agar tidak ada yang terabaikan.

Nah, sampai disini udah paham belum, guys?

Mengutip dalam skripsi itu memang kelihatannya ribet, tapi sebenarnya gampang kalau sudah paham aturan dasarnya. Kuncinya ada di konsistensi: kalau dari awal pakai gaya APA, ya konsisten pakai APA sampai akhir, jangan campur-campur dengan gaya lain. Selain itu, jangan lupa selalu cek kembali tulisan sebelum diserahkan supaya tidak ada kesalahan kecil yang bisa bikin nilai turun.

Dengan pengutipan yang benar, skripsi kita bukan cuma enak dibaca, tapi juga lebih kredibel. Dosen pembimbing pasti bakal lebih percaya kalau kita benar-benar serius dalam menyusun penelitian. Ingat, skripsi itu bukan sekadar syarat lulus, tapi juga latihan menulis karya ilmiah yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

Jadi, mulai sekarang biasakan untuk teliti dalam mengutip. Jangan malas buka buku pedoman penulisan yang sudah disiapkan kampus. Kalau masih bingung, coba banyak latihan dan baca contoh-contoh skripsi senior. Dengan begitu, urusan kutipan nggak akan jadi momok, malah bisa bikin skripsi kita makin solid.

No comments:

Post a Comment

Give your positive comments.
Avoid offensive comments.
Thank you.