Tuesday, September 16, 2025

Langkah Mudah Menyusun Judul Skripsi: 5 Hal yang Wajib Kamu Tahu

Buat yang lagi pusing mikirin "Judul Skripsi": tenang, judul itu sebenarnya cuma pintu masuk. Kalau pintunya jelas, orang bakal tahu kira-kira isi rumahnya seperti apa. Judul skripsi bukan sekadar kumpulan kata puitis; dia harus menggambarkan secara singkat topik, ruang lingkup, dan idealnya, pendekatan yang akan kamu pakai. Pokoknya: judul itu janji singkat ke pembaca tentang apa yang hendak kamu teliti.

Fungsi judul itu penting: menarik perhatian pembaca (termasuk dosen pembimbing), memudahkan indeksasi di perpustakaan/jurnal, dan membantu kamu fokus saat menyusun bab-bab selanjutnya. Jadi jangan remehkan: judul yang ambigu bisa bikin arah penelitian melebar dan bikin revisi berkali-kali.

Secara teknis ada beberapa ketentuan umum yang sering dipakai kampus: judul sebaiknya singkat dan spesifik, tidak bertele-tele, dan menggambarkan unsur penting penelitian (topik, metode, sampel/objek). Banyak panduan menekankan bahwa judul yang baik biasanya mencakup topik, metode, dan subjek sehingga pembaca langsung paham ruang lingkupnya.

Soal jumlah kata: panduan populer dan banyak artikel edukasi merekomendasikan agar judul tetap ringkas, umumnya berada di kisaran 5–25 kata, dan sebaiknya tidak lebih dari 25 kata supaya tetap padat dan mudah dimengerti. Jadi kalau judulmu sudah kayak kalimat panjang, pertimbangkan untuk memadatkan.

Untuk bahasa dan tanda baca: umumnya skripsi ditulis dalam Bahasa Indonesia baku sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) kecuali bila istilah asing memang diperlukan (boleh pakai istilah asing yang ditulis miring/italic bila belum ada padanan bahasa Indonesia yang tepat). Tanda baca dan kapitalisasi harus mengikuti pedoman fakultas/universitas masing-masing. Jangan asal pakai singkatan atau simbol yang belum jelas.

Terakhir sebelum masuk ke daftar wajib: ingat setiap kampus/fakultas/jurusan biasanya punya pedoman penulisan sendiri (format, panjang, huruf miring untuk istilah asing, dll.). Jadi selain aturan umum di bawah, selalu cek pedoman tugas akhir jurusanmu, biar judul dan formatnya nggak ditolak langsung sama dosen pembimbingmu.

Berikut 5 Hal yang Wajib Diperhatikan dalam Membuat Judul Skripsi:

1) Jelas & Spesifik — sebutkan topik, subjek, dan (jika memungkinkan) metode

Judul harus langsung bilang: apa yang kamu teliti, pada siapa/apa (populasi/objek), dan kadang bagaimana caranya (metode atau pendekatan). Contoh buruk: “Studi tentang pendidikan”, itu terlalu umum. Contoh lebih baik: “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Motivasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ambon”. Dengan menyertakan unsur-unsur itu, pembaca dan dosen langsung paham ruang lingkup penelitianmu.

Biar lebih terasa nyambung, kita lihat contoh di bidang Teknik Sipil. Misalnya kamu mau meneliti tentang kualitas beton dengan bahan tambahan tertentu. Judul yang terlalu umum kayak “Studi tentang Beton” jelas nggak akan diterima, karena nggak kasih gambaran spesifik. Judul yang lebih tepat misalnya: “Pengaruh Penambahan Fly Ash terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Normal pada Usia 28 Hari”. Dari situ pembaca langsung tahu variabelnya (fly ash), objeknya (beton mutu normal), dan indikatornya (kuat tekan 28 hari).

Contoh lain, kalau penelitianmu tentang lalu lintas. Daripada nulis judul “Analisis Transportasi di Ambon” yang terlalu luas, lebih efektif kalau kamu bikin: “Analisis Kinerja Simpang Bersinyal pada Persimpangan AY Patty – Diponegoro Kota Ambon”. Dengan begitu, judul sudah jelas menunjukkan konteks penelitian (lalu lintas perkotaan), lokasi penelitian (persimpangan tertentu), serta metode yang biasanya dipakai (analisis kinerja simpang). Judul kayak gini bikin pembimbing langsung paham arah penelitianmu tanpa perlu banyak tanya lagi.

2) Singkat tapi berbobot: jaga jumlah kata agar tetap efektif

Biar keliatan keren dan profesional, usahakan judul singkat, padat, dan tidak lebih dari sekitar 25 kata. Fokus pada kata-kata yang membawa makna (variabel, populasi, lokasi/metode bila relevan). Kalau judulmu sudah seperti ringkasan bab, itu tanda harus dipangkas. Gunakan frasa efisien: buang kata redundan, pilih istilah yang jelas.

Dalam konteks skripsi Teknik Sipil, judul singkat tapi berbobot ini sangat penting karena bidangnya biasanya penuh istilah teknis. Kalau judul terlalu panjang, pembaca bisa kehilangan fokus, sementara kalau terlalu pendek, bisa jadi kurang informatif. Misalnya topik tentang jalan raya: daripada menulis “Analisis Perkerasan Jalan yang Rusak Akibat Beban Kendaraan Berat di Jalan Utama Kota Ambon” yang panjang dan agak bertele-tele, kamu bisa merapikannya jadi “Analisis Kerusakan Perkerasan Jalan Akibat Beban Kendaraan Berat di Kota Ambon”. Versi kedua lebih ringkas, tapi tetap jelas menyebut variabel dan lokasinya.

Contoh lain ada pada penelitian struktur bangunan. Kalau judul awalnya “Studi Eksperimental tentang Penggunaan Serat Baja dalam Campuran Beton Ringan terhadap Kuat Lentur Balok Bertulang”, itu sebenarnya bisa dipadatkan tanpa mengurangi makna. Judulnya bisa dipangkas jadi “Pengaruh Serat Baja terhadap Kuat Lentur Balok Beton Ringan Bertulang”. Dengan begitu, jumlah katanya lebih singkat, tetap memenuhi ketentuan, dan mudah diingat. Ini contoh nyata bagaimana prinsip “singkat tapi berbobot” diterapkan dalam skripsi Teknik Sipil.

3) Hindari singkatan, rumus, dan jargon yang tidak perlu

Judul harus bisa dipahami pembaca luas (termasuk dosen di luar bidangmu). Hindari singkatan yang belum umum, rumus/simbol matematika, atau jargon yang membingungkan. Kalau memang perlu pakai istilah teknis atau akronim, pertimbangkan menuliskan bentuk panjangnya di judul atau gunakan kata yang lebih umum agar tidak misterius.

Dalam konteks Teknik Sipil, aturan “hindari singkatan, rumus, dan jargon” ini sering banget dilanggar. Misalnya, ada mahasiswa yang bikin judul: “Analisis Kinerja RTH terhadap UHH di KSP”. Buat orang luar bidang, judul itu nyaris mustahil dipahami karena penuh singkatan. Padahal lebih tepat kalau ditulis lengkap: “Analisis Kinerja Ruang Terbuka Hijau terhadap Umur Harapan Hidup di Kawasan Strategis Perkotaan”. Versi panjang memang kelihatan lebih banyak kata, tapi jauh lebih jelas dan bisa dipahami siapa pun yang membaca.

Contoh lain, pada topik struktur, ada juga yang menulis judul seperti “Studi F’c Beton dengan FA”. Itu terlalu teknis dan membingungkan untuk pembaca non-ahli. Lebih baik diganti jadi “Studi Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Fly Ash”. Dengan begitu, istilah teknis masih digunakan tapi disampaikan secara lengkap. Prinsipnya sederhana: judul harus bisa dimengerti bukan cuma oleh dosen Teknik Sipil, tapi juga oleh siapa saja yang membaca daftar skripsi di perpustakaan kampus.

4) Gunakan bahasa baku dan ejaan yang benar; bahasa asing hanya bila perlu

Tulis judul menggunakan Bahasa Indonesia yang baku sesuai PUEBI; jangan memakai gaya bahasa percakapan atau campur-aduk. Bila harus memasukkan istilah asing (mis. nama teori, istilah teknis tanpa padanan), banyak pedoman kampus mengizinkan istilah asing tersebut ditulis miring/italic. Perhatikan juga aturan kapitalisasi kata dalam judul yang diberlakukan fakultas/universitasmu.

Dalam konteks Teknik Sipil, penggunaan bahasa baku di judul skripsi sering muncul pada penelitian yang melibatkan standar internasional atau software teknik. Misalnya, ada mahasiswa yang menulis: “Analisis Struktur Gedung Menggunakan SAP”. Kata SAP di sini jelas merujuk pada perangkat lunak SAP2000, tapi karena singkatannya kurang lengkap dan tanpa keterangan, judul itu bisa membingungkan. Lebih baik ditulis: “Analisis Struktur Gedung Beton Bertulang Menggunakan SAP2000”. Dengan begitu, istilah asing tetap digunakan, tapi jelas, baku, dan tidak menimbulkan multitafsir.

Contoh lain pada penelitian hidrologi. Kalau menulis “Studi HEC-RAS pada Sungai X”, judul ini terlalu ringkas dan campur bahasa asing tanpa penjelasan. Akan lebih tepat bila ditulis: “Analisis Debit Banjir Sungai X Menggunakan Perangkat Lunak HEC-RAS”. Bahasa Indonesia tetap dominan, istilah asing dipakai dengan jelas, dan pembaca tahu konteks penggunaan software tersebut. Jadi, kuncinya bukan menghapus istilah asing, tapi menempatkannya secara tepat, rapi, dan tetap mengikuti kaidah bahasa baku.

5) Cek pedoman fakultas/jurusan & konsultasi dengan dosen pembimbing lebih awal

Setiap jurusan/fakultas biasanya punya pedoman format tugas akhir yang spesifik (mis. batas kata, format italic untuk istilah asing, tata letak, dsb.). Konsultasikan draf judulmu dengan dosen pembimbing sedini mungkin. Kadang perubahan kecil pada judul bisa menyelamatkanmu dari revisi besar nantinya. Jangan tunggu sampai sidang proposal; minta masukan dan simpan bukti persetujuan jika perlu.

Dalam konteks skripsi Teknik Sipil, poin “cek pedoman fakultas dan konsultasi dengan pembimbing” ini kelihatan sederhana tapi dampaknya besar. Misalnya, ada mahasiswa yang ingin meneliti tentang perkerasan jalan dan sudah menyiapkan judul: “Analisis Kerusakan Jalan Akibat Beban Lalu Lintas”. Namun setelah dicek pedoman jurusan, ternyata wajib mencantumkan lokasi penelitian agar judul tidak terlalu umum. Akhirnya judul disesuaikan menjadi: “Analisis Kerusakan Perkerasan Jalan Akibat Beban Lalu Lintas pada Jalan Sultan Babullah Kota Ambon”. Perubahan kecil ini sesuai aturan fakultas dan bikin judul lebih spesifik.

Contoh lain ada pada bidang manajemen proyek. Mahasiswa sering menulis judul awal seperti: “Evaluasi Manajemen Waktu pada Proyek Gedung”. Setelah diskusi dengan pembimbing, judul itu dianggap kurang jelas karena belum menyebutkan metode evaluasi. Maka diperbaiki menjadi: “Evaluasi Manajemen Waktu pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Teknik dengan Metode Earned Value Analysis”. Hasil konsultasi membuat judul lebih lengkap, sesuai pedoman, dan tidak menimbulkan multitafsir. Jadi, fungsi pedoman dan bimbingan dosen adalah memastikan judulmu aman dari revisi berulang.

Jadi, sampai disini sudah paham kan yah?

Intinya: judul itu kecil tapi berpengaruh besar. Luangkan waktu buat meracik judul yang jelas, singkat, dan menggambarkan penelitianmu, karena itu bakal ngurangin repot di tahap berikutnya. Kalau perlu, tulis beberapa versi lalu pilih yang paling padat dan akurat.

Jangan lupa: peraturan kampusmu bisa punya pengecualian, jadi selalu samakan dengan pedoman fakultas dan diskusi ke pembimbing. Kadang judul yang sempurna dapat lahir dari 3–5 kali revisi plus masukan dan saran-saran minor dari dosen pembimbing kamu.

No comments:

Post a Comment

Give your positive comments.
Avoid offensive comments.
Thank you.