Kalau sudah masuk tahap penyusunan skripsi, biasanya mahasiswa langsung mikir “Data apa ya yang harus saya pakai?” atau “Sumber data saya nanti dari mana?”. Nah, di sinilah sering muncul kebingungan karena masih banyak yang belum bisa bedakan antara JENIS DATA dan SUMBER DATA. Padahal dua hal ini walau mirip, punya peran yang berbeda.
Secara sederhana, jenis data itu lebih mengarah ke bentuk dan karakteristik data yang kita pakai, misalnya data kuantitatif (angka, statistik, perhitungan) atau kualitatif (deskripsi, wawancara, narasi). Sedangkan sumber data adalah darimana data itu kita dapatkan, bisa dari responden, arsip, dokumen, jurnal, laporan resmi, atau bahkan observasi lapangan. Jadi kalau disingkat, jenis data itu “bentuknya apa”, sementara sumber data itu “ngambilnya dari mana”.
Perbedaan ini penting banget dipahami sejak awal. Kenapa? Karena kalau kita salah pilih atau salah menempatkan, bisa-bisa penelitian kita jadi nggak relevan, bahkan kesulitan untuk menjawab rumusan masalah. Maka dari itu, sebelum ngebut nyusun bab metodologi, kamu wajib tahu dulu hal-hal penting apa saja yang harus diperhatikan soal jenis data dan sumber data.
1. Sesuaikan dengan Tujuan Penelitian
Hal pertama yang paling wajib diperhatikan adalah tujuan penelitian. Kamu harus tanya dulu ke diri sendiri: penelitian ini mau menjawab pertanyaan apa? Kalau tujuan penelitianmu butuh angka-angka yang bisa dihitung, jelas kamu harus pilih jenis data kuantitatif. Tapi kalau tujuannya lebih ke menggali makna, pengalaman, atau pendapat, maka data kualitatif jadi pilihan. Dengan kata lain, jangan sampai tujuan penelitianmu satu arah, tapi jenis data yang kamu kumpulkan malah ke arah lain.
Contohnya dalam bidang Teknik Sipil, kalau kamu sedang meneliti tentang kekuatan beton dengan campuran material tertentu, maka jenis data yang dipakai bisa berupa data kuantitatif hasil uji laboratorium (misalnya kuat tekan dalam satuan MPa). Sementara itu, sumber datanya bisa berasal dari hasil eksperimen langsung di laboratorium atau dari data sekunder berupa laporan hasil uji material sebelumnya. Jadi jelas terlihat bedanya: bentuk datanya berupa angka hasil uji (jenis data), sedangkan darimana angka itu diperoleh (sumber data) bisa dari laboratorium atau laporan terdahulu.
Contoh lain, kalau penelitianmu tentang kepuasan masyarakat terhadap kualitas jalan raya di suatu daerah, jenis datanya bisa kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif bisa diperoleh dari hasil wawancara dengan pengguna jalan, sedangkan data kuantitatif bisa berasal dari hasil kuesioner dengan skala penilaian tertentu. Nah, sumber datanya bisa dari masyarakat umum yang menggunakan jalan tersebut (sumber primer), atau dari dokumen instansi pemerintah yang punya catatan tentang kondisi jalan (sumber sekunder). Dari sini kelihatan bahwa memahami perbedaan jenis data dan sumber data akan sangat membantu kamu menentukan cara pengumpulan data yang tepat.
2. Perhatikan Ketersediaan dan Aksesibilitas Data
Sebagus apapun rancangan penelitianmu, kalau datanya susah didapat, ujung-ujungnya bisa bikin pusing. Makanya, sebelum memutuskan pakai sumber data tertentu, pastikan kamu bisa mengaksesnya. Misalnya, kamu butuh data laporan keuangan perusahaan, tapi ternyata perusahaan itu nggak mau kasih data karena alasan privasi. Nah, itu bisa jadi masalah. Jadi pastikan dulu sumber data yang kamu incar realistis buat didapatkan.
Dalam penelitian Teknik Sipil mengenai perencanaan drainase perkotaan, misalnya, jenis data yang diperlukan bisa berupa data kuantitatif seperti curah hujan, debit aliran, dan dimensi saluran. Sumber data kuantitatif ini bisa didapat dari instansi pemerintah seperti BMKG untuk data curah hujan, atau dari hasil pengukuran langsung di lapangan untuk debit aliran. Selain itu, bisa juga dilengkapi dengan data kualitatif berupa wawancara dengan warga sekitar tentang masalah genangan air yang sering terjadi.
Contoh lain, pada penelitian tentang perencanaan jalan raya, jenis datanya bisa mencakup data lalu lintas harian rata-rata (kuantitatif) serta persepsi pengguna jalan mengenai kenyamanan berkendara (kualitatif). Sumber datanya bisa berasal dari survei lalu lintas di lapangan, data sekunder dari Dinas Perhubungan, serta kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat pengguna jalan. Kombinasi jenis data ini membuat hasil penelitian lebih komprehensif karena menggabungkan angka-angka teknis dengan pengalaman nyata di lapangan.