Bab I ( Pendahuluan ).
A. Latar
Belakang.
Melihat
banyaknya warga Negara, maupun kalangan pelajar (dalam hal ini, kalangan
mahasiswa) yang belum sepenuhnya memahami arti dan makna dari HAKIKAT BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN itu sendiri. Dalam kalangan mahasiswa, ini seringkali dianggap
sepeleh saja. Oleh, karena melihat keadaan ini, kami Kelompok I, menulis
makalah ini, sebagai referensi, agar dapat menjadi pedoman dalam memahami arti
dan makna BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Khusunya, kami juga menekankan, bahwa
perlunya pengawasan dan pembimbingan dalam proses BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
B. Rumusan
Masalah.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai bagaimana memahami
konsep dari HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN secara mendasar dan dapat dipahami
dengan mudah.
Dalam makalah ini juga diharapkan agar kita, kalangan mahasiswa
dapat memahami dan menjelaskan arti dan makna BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
Setelah mempelajari makalah ini, kami juga mengharapkan agar
teman-teman sesama mahasiswa juga dapat menjelaskan dan memaparkan tugas-tugas seperti ;
1. Menunjukkan adanya
gejala belajar dan pembelajaran,
2. Menjelaskan ciri-ciri
umum belajar menurut pendapat para ahli,
3. Menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran menurut para ahli,
4. Membedakan tujuan
pembelajaran dan belajar, dan
5. Mendinamiskan belajar
dan pembelajaran.
Bab I ( Pembahasan ).
A.
BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN.
Sebelum
kita membahas mengenai pembahasan tentang pengertian belajar dan pembelajaran,
terlebih dulu kita akan memahami pengertian dari pendidikan itu sendiri.
PENGERTIAN PENIDIKAN
Pendidikan menurut
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1. PENGERTIAN BELAJAR.
A Pengertian belajar
menurut kamus bahasa Indonesia :
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
B Pengertian belajar
menurut beberapa ahli :
1. James O. Whittaker
(Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar
adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
2. Winkel, belajar adalah
aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap.
3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful
Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4. Howard L. Kingskey
(Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.
5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya.
6. Djamarah, Syaiful Bahri,
(Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
7. Belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
8. R. Gagne (Djamarah, Syaiful
Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu
proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan
tingkah laku
9. Herbart (swiss) Belajar
adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang
sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
10. Robert M. Gagne dalam buku: the
conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human
disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not
simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi
dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling
berinteraksi.
11. Lester D. Crow and Alice Crow
(WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and
attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap.
12. Ngalim Purwanto (1992) (WWW.
Google.com) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman.
13. Moh. Surya (1997) : “belajar
dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
14. Witherington (1952) : “belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan
kecakapan”.
15. Crow & Crow dan (1958) : “
belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
16. Hilgard
(1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul
atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
17. Di Vesta dan Thompson (1970) :
“ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman”.
CIRI-CIRI
BELAJAR.
Ciri-ciri belajar
adalah sebagai berikut :
1. Adanya
kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan
itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan
itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi
akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan
tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Dari
beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah
perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari
perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja
(intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari
individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang
bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya
pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat,
dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang
mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia
sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah
belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi
perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan
(kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh
sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah
diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi
Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan
“Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya
tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam
mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun
masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi
pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan
dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri
maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak
ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah
kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi
Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu
mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan
pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi
Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip
perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia
kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru
tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan
membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman
tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar
mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer
tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang
mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang
pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang
psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh
nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif
dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai
aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata,
tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.
Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh
informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh
sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu
juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Dalam
proses pembelajaran, akan tampak hasil dari pembelajaran itu sendiri. Hasil
dari proses pembelajaran ini, dapat bersifat terlihat, maupun tidak terlihat (
dalam dimensi spiritual ).
Moh.
Surya
(1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :
1.
Kebiasaan; seperti
: peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan
penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2.
Keterampilan; seperti
: menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik,
keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan
kesadaran yang tinggi.
3.
Pengamatan; yakni
proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui
indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian
yang benar.
4.
Berfikir
asosiatif;
yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan
menggunakan daya ingat.
5.
Berfikir
rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan
dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana”
(how) dan “mengapa” (why).
6.
Sikap
yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan
keyakinan.
7.
Inhibisi (menghindari
hal yang mubazir).
8.
Apresiasi
(menghargai karya-karya bermutu.
9.
Perilaku
afektif
yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira,
kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
2. PENGERTIAN PEMBELAJARAN.
PENGERTIAN
PEMBELAJARAN
Istilah pembelajaran
berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan
pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa
kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi
segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
A Pengertian pembelajaran
menurut kamus bahasa Indonesia :
Pembelajaran
adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
B Pengertian pembelajaran
menurut beberapa ahli :
1.
Duffy dan
Roehler
(1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
2.
Gagne dan
Briggs
(1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
3.
Undang-Undang
No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
CIRI-CIRI
PEMBELAJARAN
Ciri-ciri
pembelajaran sebagai berikut :
1. merupakan upaya
sadar dan disengaja
2. pembelajaran
harus membuat siswa belajar
3. tujuan harus
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya
PEMBELAJARAN,
PENGAJARAN, PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR.
Pembelajaran adalah
separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,
dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991)
Pengajaran adalah proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu
mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau
dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran
berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan
siswa.
Pemelajar adalah orang yang
melakukan pengajaran.
Pembelajar adalah orang yang
melakukan pembelajaran.
3.
Teori-Teori
Belajar
Jika menelaah
literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber
dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat
jenis teori belajar, yaitu: (A) teori belajar behaviorisme; (B) teori belajar
kognitivisme; (C) teori belajar konstruktivisme; (D) teori belajar humanisme
dan (E) teori belajar gestalt.
A.
Teori Belajar Behaviorisme
Behaviorisme
merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme
ini, diantaranya :
1. Connectionism ( S-R
Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang
dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya:
•
Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya,
semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula
hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
•
Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction
unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
•
Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons
akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang
apabila jarang atau tidak dilatih.
2. Classical Conditioning
menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang
dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya :
•
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
•
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks
yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali
tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
B. Teori
Belajar Kognitivisme.
Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, yang
didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini
berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau
cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas
mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan
(Lefrancois, 1985). Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif,
yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka
panjangnya (long-term memory). Psikologi kognitif memandang manusia sebagai
makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses.
Perkatian utama psikologi kognitif adalah upaya memahami proses individu
mencari, menyeleksi, mengorganisasikan, dan menyimpan informasi. Belajar
kognitif berlangsung berdasar schemata atau struktur mental individu yang
mengorganisasikan hasil pengamatannya.
C. Teori
Belajar Konstruktivisme
Konsep belajar menurut teori belajar konstruktivisme yaitu pengetahuan baru
dikonstruksi sendiri oleh peserta didik secara aktif berdasarkan pengetahuan
yang telah diperoleh sebelumnya. Pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran
didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu memiliki kemampuan untuk
mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh
sebab itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme merupakan satu
teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membina sendiri secara
aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri
mereka masing-masing.
Guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta kondisi belajar yang memungkinkan
peserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, mengasimilasi dan
mengadaptasi sendiri informasi, dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang
baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing. Berikt tabel
peranan peserta didik dan guru dalam pembelajaran konstruktivisme.
D. Teori
Belajar Humanisme
Teori belajar humanisme memandang kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang melibatkan potensi psikis yang bersifat
kognitif, afektif, dan konatif. Ibu, yang dicontohkan di atas hanya melihat
kegiatan belajar anaknya dari sisi afektif semata tanpa menyadari bahwa sisi
afektif (perasaan) dan konatif (psikomotorik) turut pula berperan dalam
belajar.
Salah seorang tokoh teori belajar humanisme adalah Carl Ransom Rogers (1902-
1987) yang lahir di Oak Park, Illinois, Chicago, Amerika Serikat. Rogers
terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran
fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis. Ide dan konsep
teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman-pengalaman terapeutiknya yang
banyak dipengaruhi oleh teori kebutuhan (needs) yang diperkenalkan Abraham H.
Maslow.
Menurut teori kebutuhan Maslow, di dalam diri tiap individu terdapat sejumlah
kebutuhan yang tersusun secara berjenjang, mulai dari kebutuhan yang paling
rendah tetapi mendasar (physiological needs) sampai pada jenjang paling tinggi
(self actualization). Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengaktualisasi
diri, yang oleh Carl R. Rogers disebut dorongan untuk menjadi dirinya sendiri
(to becoming a person). Peserta didik pun memiliki dorongan untuk menjadi
dirinya sendiri, karena di dalam dirinya terdapat kemampuan untuk mengerti
dirinya sendiri, menentukan hidupnya sendiri, dan menangani sendiri masalah
yang dihadapinya. Itulah sebabnya, dalam proses pembelajaran hendaknya diciptakan
kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
mengaktualisasi dirinya.
E. Teori
Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk
atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa
tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
1.
Hubungan bentuk dan latar (figure and
gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat
dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek
seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar
belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi
kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
2.
Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang
saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan
dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
3.
Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki
kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
4.
Arah bersama (common direction); bahwa
unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan
dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5.
Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang
cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler
dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan
keteraturan; dan
6.
Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung
akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
4. Peranan Peserta Didik Peranan Guru
• Berinisiatif
mengemukakan masalah
• Mendorong peserta
didik agar
dan pokok pikiran,
kemudian masalah atau pokok pikiran yang
menganalisis dan
menjawabnya dikemukakannya sejelas mungkin
sendiri. agar teman
sekelasnya dapat turut
•Bertanggungjawab
sendiri terhadap serta menganalisis dan menjawabnya.
kegiatan belajarnya
atau
• Merancang skenario
pembelajaran
penyelesaiakan suatu
masalah. agar peserta didik merasa
• Secara aktif
bersama dengan teman bertanggungjawab sendiri dalam
sekelasnya
mendiskusikan kegiatan belajarnya.
penyelesaian masalah
atau pokok
• Membantu peserta
didik dalam
pikiran yang mereka
munculkan, dan penyelesaian suatu masalah atau
apabila dirasa perlu
dapat pokok pikiran apabila mereka
menanyakannya kepada
guru. mengalami jalan buntu.
• Atas inisiatif
sendiri dan mandiri
• Mendorong peserta
didik agar
berupaya memperoleh
pemahaman mampu mengemukakan atau
yang mendalam (deep
understanding) menemukan masalah atau pokok
terhadap sesuatu
topik masalah pikiran untuk diselesaikan dalam
belajar. proses
pembelajaran di kelas.
• Secara langsung
belajar saling
• Mendorong peserta
didik untuk
mengukuhkan
pemikiran di antara belajar secara kooperatif dalam
mereka, sehingga
jiwa sosial mereka menyelesaikan suatu masalah atau
menjadi semakin
dikembangkan. pokok pikiran yang berkembang
• Secara aktif
mengajukan dan kelas.
menggunakan berbagai
hipotesis
• Mendorong peserta didik
agar secara
(kemungkinan
jawaban) dalam aktif mengerjakan tugas-tugas yang
memecahkan suatu
masalah. menuntut proses analisis, sintesis,
• Secara aktif
menggunakan berbagai dan simpulan penyelesaiannya.
data atau informasi
pendukung dalam
• Mengevaluasi hasil
belajar peserta
penyelesaian suatu
masalah atau didik, baik dalam bentuk penilaian
pokok pikiran yang
dimunculkan proses maupun dalam bentuk
sendiri atau yang
dimunculkan oleh teman sekelas. penilaian produk.
3. PRINSIP
PERENCANAAN PEMBELAJARAN.
Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran yang
mendidik atau dalam pengembangan kurikulum di SD/MI (termasuk pula pada satuan
pendidikan lainnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah) adalah Kurikulum
hendaknya dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjaab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Prinsip ini
sesuai dengan konsep dasar teori belajar konstruktivisme dan humanisme, karena
peserta didik melakukan kegiatan belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
dan diarahkan ke pemenuhan kebutuhan dirinya.
1. Prinsip Kurikulum
(2) Prinsip beragam
dan terpadu.
(3) Prinsip tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks).
(4) Prinsip relevan
dengan kebutuhan kehidupan
(5) Prinsip
menyeluruh dan berkesinambungan.
(6) Prinsip belajar
sepanjang hayat
(7) Prinsip seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Secara operasional,
pengembangan kurikulum harus mengacu pada hal-hal sebagai berikut.
(a) Peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia.
(b) Peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik
(c) Keragaman
potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.
(d) Tuntutan
pengembangan daerah dan nasional
(e) Tuntutan dunia
kerja
(f) Perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks).
(g) Agama.
(h) Dinamika
perkembangan social
(i) Persatuan
nasional dan nilai-nilai kebangsaan
(j) Kondisi sosial
budaya masyarakat setempat
(k) Kesetaraan
jender.
(l) Karakteristik
satuan pendidikan.
B. TUJUAN
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
Belajar
merupakan kegiatan internal yang kompleks. Yang terlibat dalam kegiatan
internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah
tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu.
Tujuan belajar dapat
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
(a) lmiah, artinya keseluruhan materi dan
kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara keilmuan, terutama ilmu pendidikan dan pembelajaran;
(b) Relevan, artinya cakupan, kedalaman,
tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual
peserta didik;
(c) Sistematis, artinya komponen-komponen
silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi;
(d) Konsisten, artinya adanya hubungan yang
konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan sistem
penilaian;
(e) Memadai, artinya cakupan indikator,
materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi belajar;
(f) Aktual dan Kontekstual, artinya cakupan
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, kegiatan
pembelajaran, dan sistem penilaian meperhatikan perkembangan ilmu teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi;
(g) Fleksibel, artinya keseluruhan komponen
pribadi dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, serta dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat; dan
(h) Menyeluruh, artinya komponen silabus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Bab III ( Penutup ).
A. Kesimpulan.
Dengan
melihat pemaparan diatas, sekarang kita dapat memahami betapa pentingnya KONSEP
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, khususnya untuk kalangan mahasiswa FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN.
Berikut
adalah kesimpulan mengenai BELAJAR DAN PEMBELAJARAN :
CIRI-CIRI PEMBELAJARAN
Ciri-ciri
pembelajaran sebagai berikut :
1. merupakan upaya
sadar dan disengaja
2. pembelajaran
harus membuat siswa belajar
3. tujuan harus
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya
PEMBELAJARAN, PENGAJARAN, PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR.
Pembelajaran adalah separangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian
kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991)
Pengajaran adalah proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai
mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau
dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran
berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan
siswa.
Pemelajar adalah orang yang
melakukan pengajaran.
Pembelajar adalah orang yang
melakukan pembelajaran.
Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran yang
mendidik atau dalam pengembangan kurikulum di SD/MI (termasuk pula pada satuan
pendidikan lainnya pada tingkat pendidikan dasar dan menengah) adalah Kurikulum
hendaknya dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjaab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Prinsip ini
sesuai dengan konsep dasar teori belajar konstruktivisme dan humanisme, karena
peserta didik melakukan kegiatan belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
dan diarahkan ke pemenuhan kebutuhan dirinya.
B. Saran.
Sebagai
manusia biasa, kami sungguh menyadari, bahwa makalah yang kami telah rembukkan
bersama, masih jauh dari kesempurnaan. Sebab, Tuhan sendiri menciptakan kita
sebagai manusia, tak ada satupun yang sempurna di dunia ini.
Maka dari
itu, kami sangat mengharapkan bantuan dari teman-teman sekalian, maupun dosen
pembimbing, agar kiranya member kami saran atau kritik yang bersifat membangun,
demi untuk menyempurnakan makalah kami ini.
Sekian dan terima kasih.
Referensi ( Daftar Pustaka ).
Dimyati,
dkk. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: DEPARTEMEN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN.
No comments:
Post a Comment
Give your positive comments.
Avoid offensive comments.
Thank you.