(Poster Penerimaan CPNS Kemenristek Dikti Tahun 2018)
Halloooo teman-teman dan kawan-kawan semuanya.
Apa kabar kalian semua??
Semoga selalu sehat & sukses yah..
Apa kabar kalian semua??
Semoga selalu sehat & sukses yah..
Kali ini saya akan sedikit sharing pengalaman saya dalam seleksi penerimaan CPNS di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) tahun anggaran 2018.
Langsung saja yah π
Jadi begini..
...
Sewaktu saya mendengar kabar bahwa seleksi CPNS 2018 akan segera dibuka, saya sangat senang bukan main, saya gembira dan juga bersyukur karena ternyata itu bukan saja kabar burung π
Itu karena terus terang, sewaktu tahun 2017, saya sudah pernah mengikuti seleksi penerimaan CPNS, namun di wilayah kementerian yang berbeda.
Waktu itu, saya mengikuti seleksi penerimaan di wilayah Kementerian Agama, tepatnya di Sentani, Jayapura, untuk formasi Dosen Asisten Ahli (S-2 Pendidikan Bahasa Inggris) di STAKPN Sentani.
Jadi teringat kembali saat itu, saya berangkat subuh ke sana, besok paginya test seleksi kompetensi dasar (SKD) & hasilnya pun bikin nyesek.
Seperti yang kita ketahui, ada 3 aspek yang dinilai di SKD ini, yaitu Test Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).
Nilai ambang batas pun sudah ditentukan untuk untuk setiap aspeknya oleh Kemenpan RB.
Berikut nilai ambang batas untuk seleksi CPNS 2017.
Berikut nilai ambang batas untuk seleksi CPNS 2017.
(Passing Grade CPNS 2017)
Seperti yang saya katakan tadi, sewaktu test di Sentani, Jayapura, saya gagal di TIU dengan skor 75 (jadi lagi satu soal lalu saya lolos passing grade itu).
Memang saya orangnya kurang untuk TIU ini. Saya lemah di bagian analisis dan hitung-hitungan guys.
Tapi emang ada firasat juga sih sebelumnya.
Memang saya orangnya kurang untuk TIU ini. Saya lemah di bagian analisis dan hitung-hitungan guys.
Tapi emang ada firasat juga sih sebelumnya.
Makanya jadinya nyesek πππ
Formasi yang saya daftar pun dibiarkan KOSONG pada tahun 2018.
Sayapun balik lagi ke Makassar keesokan dengan hati yang gundah gulana, seperti Romeo yang habis digampar sama Julia (loh, emang pernahπ????)
Tapi okelah, saya terima dengan lapang dada walaupun perlu waktu & tidak secepat kucing ketika liat ikan asin. Butuh waktu beberapa minggu.
Okeee baik, kita kembali ke laptop π
Well, singkat cerita beberapa bulan kemudian setelah peristiwa "tragis" di Kemenag, saya sudah move on dan berniat untuk belajar lebih giat lagi di seleksi penerimaan CPNS 2018 ini.
Kebetulan, penerapan passing grade tahun ini masih sama dengan tahun lalu.
(Passing Grade CPNS 2018)
Pengumuman penerimaan pun keluar sekitar bulan September kalau gak salah, dan saya lihat gak ada lagi formasi di tempat saya kemarin (STAKPN Sentani). Mungkin udah diisi dengan sendirinya.
Jadi setelah pengumuman, saya maksimalkan waktu untuk belajar, walaupun sebenarnya saya sudah belajar beberapa waktu sebelum pengumuman karena saat itu, isu penerimaan sangat kencang beredar bahkan beberapa waktu sebelum benar-benar ada pengumuman.
hehehee..
Kalau teman-teman yang sempat membaca artikel ini dan ingin belajar materi-materinya, saya sudah share kok beberapa file ebook yang saya pakai kemarin.
Ohh ya, saran saya sebelum mengikuti test CPNS, cari tahu dulu informasi mengenai formasi &
unit kerja yang akan kalian pilih, karena disinilah titik awalnya mulai. Kemudian, jauh-jauh hari sebelumnya siapkan kelengkapan berkas/dokumen yang kemungkinan akan menjadi syarat dalam proses pendaftaran, maupun proses seleksi. Selanjutnya, ini pengalaman pribadi saya, silahkan download sebanyak mungkin materi CPNS yang relevan & pelajari sesuai kemampuan kalian (kebetulan daya tangkap saya rendah, jadi kadang saya baca berulang-ulang, tapi tidak sampai diporsir juga). Next, perbanyak channel atau grup CPNS. Kalian punya ponsel pintar kan? Maka dari itu, berdayakan!! π Banyak kok grup tanya-jawab & pembahasan soal CPNS ter-update di WhatsApp atau di Telegram. Jangan pelit kuota deh pokoknya. Kalau saya sih, kebanyakan mainnya ke Telegram, member grupnya bisa sampai puluhan ribu, jadi orang yang kurang seperti saya, bisalah banyak tanya. Selain itu, perbanyak doa kepada Tuhan Yang Maha Esa & sedekah. Apalagi Doa Orang Tua. Yah, mintalah doa & restu dari mereka. Trust me, it helps me so much.
Ohh ya, saran saya sebelum mengikuti test CPNS, cari tahu dulu informasi mengenai formasi &
unit kerja yang akan kalian pilih, karena disinilah titik awalnya mulai. Kemudian, jauh-jauh hari sebelumnya siapkan kelengkapan berkas/dokumen yang kemungkinan akan menjadi syarat dalam proses pendaftaran, maupun proses seleksi. Selanjutnya, ini pengalaman pribadi saya, silahkan download sebanyak mungkin materi CPNS yang relevan & pelajari sesuai kemampuan kalian (kebetulan daya tangkap saya rendah, jadi kadang saya baca berulang-ulang, tapi tidak sampai diporsir juga). Next, perbanyak channel atau grup CPNS. Kalian punya ponsel pintar kan? Maka dari itu, berdayakan!! π Banyak kok grup tanya-jawab & pembahasan soal CPNS ter-update di WhatsApp atau di Telegram. Jangan pelit kuota deh pokoknya. Kalau saya sih, kebanyakan mainnya ke Telegram, member grupnya bisa sampai puluhan ribu, jadi orang yang kurang seperti saya, bisalah banyak tanya. Selain itu, perbanyak doa kepada Tuhan Yang Maha Esa & sedekah. Apalagi Doa Orang Tua. Yah, mintalah doa & restu dari mereka. Trust me, it helps me so much.
Lanjutttt..
Jadi ketika itu, saya pun mulai mencari-cari formasi yang tepat. Perlu teman-teman sedikit ketahui, bahwa pemilihan formasi adalah sangan krusial di tahap ini dan bagi saya pribadi butuh waktu seminggu lebih hingga saya sampai dikeputusan final saya untuk memilih dirimu sebagai pasangan hidupku..
hehh?????? π
Maksudnya untuk memilih formasi test.
Pilihan sayapun jatuh lagi-lagi ke Indonesia Timur, tepatnya di Ambon.
Yah, di Ambon Manise guys.
Tepatnya di Politeknik Negeri Ambon (POLNAM).
(Formasi S-2 Pendidikan Bahasa Inggris di Polnam)
Waktu itu, formasi yang ada tersedia 2 untuk Dosen Asisten Ahli S-2 Pendidikan Bahasa Inggris, dan nantinya jika lulus akan ditempatkan di Fakultas Teknik Sipil.
Setelah berpikir, merenung dan akhirnya memilih formasi ini, sayapun membuat akun SSCN sebagai langkah awal dalam proses pendaftaran di https://sscn.bkn.go.id/.
Setelah mengisi data, akhirnya taraaaaaaaa..
Akun saya pun jadi.
Jumlah pendaftar di formasi saya waktu itu ada 7 orang, jadi bakal ada 2 orang yang akan lulus ke tahap pemberkasan tentunya.
Jumlah pendaftar di formasi saya waktu itu ada 7 orang, jadi bakal ada 2 orang yang akan lulus ke tahap pemberkasan tentunya.
Ohh ya, setelah kita mengisi data lengkap, kita akan mendapatkan bukti kartu informasi SSCN.
Setelah meminang formasi, kita akan mendapatkan kartu pendaftaran SSCN sebagai bukti bahwa kita sudah mempunyai akun dan juga telah memilih formasi.
(Halaman Awal Pendaftaran)
(Kartu Informasi Akun SSCN)
(Kartu Pendaftaran CPNS 2018)
Okee lanjutttt…
Setelah beberapa waktu, pengumuman jadwal seleksi kompetensi dasar untuk CPNS Kemenristek Dikti pun di publish di laman resmi Kemenristek (https://cpns.ristekdikti.go.id/).
Waktu itu saya kebagian test SKD di Makassar tepatnya di Gedung RRI Makassar.
Sebelum mengikuti test, semua peserta wajib login ke akun SSCN masing-masing dan mencetak Kartu Peserta Ujian CPNS.
By the way, sebelum ikut ujian juga ada syarat dari masing-masing kementerian loh.
Kebetulan kemarin dari Kemenristek Dikti kita diwajibkan membawa KTP, kartu ujian & berpakaian rapih putih/hitam.
By the way, sebelum ikut ujian juga ada syarat dari masing-masing kementerian loh.
Kebetulan kemarin dari Kemenristek Dikti kita diwajibkan membawa KTP, kartu ujian & berpakaian rapih putih/hitam.
Sayapun mengikuti instruksi tersebut dan berikut hasilnya..
(Kartu Peserta Ujian CPNS 2018)
Setelah melakukan proses registrasi, mengisi biodata dan lain-lain, dan juga setelah mendapatkan kartu peserta ujian, kami peserta harus menunggu lagi hingga pada saat waktu pelaksanaan ujian SKD CPNS.
Hingga tiba waktunya, tanggal 16 November 2018, waktu untuk saya menghadapi SKD CPNS dengan sistem Computer Assisted Test (CAT). FYI, test ini gak bisa loh dibohongi atau dimanipulasi karena skor kita akan langsung keluar setelah selesai test.
Bahkan diluar ruangan ujian, ada layar bagi peserta lain yang belum/sudah mengikuti ujian CAT & juga panitia untuk melihat skor perolehan sementara bagi yang sementara ujian.
Mereka kayak nonton MotoGP ajahhh.
Jadi kita harus betul-betul mempersiapkan diri.
Siap menerima kemungkinan terbaik & kemungkinan terburuk.
Ini "perang" yang sesungguhnya π
Saat itu saya kebagian sesi pertama (jam 8 pagi).
Karena ini sistem CAT, sama dengan tahun sebelumnya, saya benar-benar telah mempersiapkan diri (menurut ukuran kemampuan standar saya yah tentunya).
Dan pagi itu, saya tiba di lokasi test di Gedung RRI Makassar tepat pada hari Jumat.
Setelah menunggu sekitar 2 jam (biasalah, sedikit ngaret karena mungkin banyak yang perlu disiapkan oleh Panselnas setempat), sayapun masuk ruangan dengan perasaan yang deg-degan.
Kenapa? ini karena banyak isu beredar dan memang isu ini benar terjadi dilapangan kalau soal TKP tahun ini agak lebih sulit & panjang-panjang. Kenapa? karena teman-teman sayapun banyak yang berguguran di TKP.
Ini bahkan sangat banyak terjadi.
Saya banyak lihat curhatan teman-teman & senior-senior saya di grup Telegram.
Kok jadi kayak "gugur massal" yah??
Membuat saya cemas.
Membuat saya gundah.
Membuat saya was-was π°π°π°
Tibalah saatnya saya berhadapan lagi dengan CAT untuk kedua kalinya.
Sebelum klik mulai test, saya berdoa biar dimudahkan & dilancarkan.
Kondisi ruangan saat itu tenang, kami ditempatkan di Aula RRI Makassar.
Perkiraan saya, mungin ada sekitar 200an orang sekali sesi test CAT.
Well, jadi pada saat test, strategi saya adalah langsung kerja sesuai urutan jenis soal.
Urutan soal di aplikasi CAT BKN adalah TWK lalu TIU dan TKP.
Jujur saja, di TWK karena passing gradenya 75 (15 soal benar), jadi saya gak kerja semuanya karena waktu hanya 90 menit dengan 100 butir soal. Setelah saya memastikan bahwa ada sekitar 16 soal benar saya kerjakan di TWK, saya skip dan beralih ke TIU. Disini pun saya tidak mengerjakan semua soalnya. TIU passing gradenya 80 (16 soal benar), jadi saya memastikan sekitar 17 soal saya kerjakan dengan benar, karena CAT gak ada sistem minus. Jawaban kosong yah nilainya 0, benar dapat 5, kecuali TKP skornya dari 1-5 π
Lalu saya melangkah ke TKP, dan apa yang terjadi pemirsahhh..
Seperti yang saya takutkan, soalnya memang panjang-panjang, begitupun opsinya rata-rata. Disini saya masih ada waktu sekitar 50 menit dan saya habiskan untuk analisa TKP.
Saat saya klik selesai, betapa lesuhnya hati saya, melihat skor saya yang benar-benar jatuh di TKP.
Padahal tahun lalu saya lolos di TKP.
Pupus sudah harapan dengan hashtag #2019jadiASN πππππ
……………………………………………………………………
Sekitar seminggu setelah test SKD berlalu, saya masih penuh dengan rasa galau.
Ada kabar angin yang berhembus kencang bahwa akan terbit Permenpan yang baru sebagai pendamping Permenpan yang sebelumnya, yaitu Permenpan No. 37.
Mungkin ini untuk mengisi formasi yang sangat banyak kosong akibat peserta yang "cedera" di TKP.
Waktu berjalan..
Lalu angin segar datang dan terbitlah Permenpan No. 61 Tahun 2018.
Kenapa angin segar?
Karena dalam Permenpan ini tertuang peraturan baru yang mengatakan bahwa akan ada perankingan dengan syarat nilai kumulatif harus minimal 255.
Kondisi ini sempat membuat kegaduhan sebelum adanya penjelasan yang gamblang dari pemerintah.
Hal ini juga akhirnya membuat kategori peserta yang akan lanjut ke SKB menjadi 2 kelas yaitu P1 (peserta yang melewati ambang batas nilai passing grade menurut Permenpan 37) dan P2 (peserta yang melewati ambang batas nilai passing grade menurut Permenpan 61, seperti saya).
(DOWNLOAD PERMENPAN 61 TAHUN 2018 DISINI)
Dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah dan Kemenpan RB ini, maka hashtag #2019jadiASN kembali bersemi & mulai tumbuh lagi harapan baru π
Thanks God π
Namun, walaupun bersemi tidak berarti saya senang dulu karena saya harus masuk 6 besar.
Karena peraturan perankingan harus jumlah formasi dikalikan 3, jadinya 6. Formasi saya ada 2 soalnya, dengan pendaftar ada 7 orang.
Saya cemas-cemas menunggu pengumuman SKB dibuatnya.
Setelah keluar pengumuman SKB saya bersyukur karena nama saya juga ada didalamnya dengan kode P2 tadi.
Untuk formasi saya, ternyata cuma 4 orang yang lulus ke tahap SKB. Yang 3 orang lain saya gak tau kasusnya kenapa.
SKB di Kemenristek Dikti sendiri akan diadakan di unit kerja masing-masing.
Jadinya saya bakal ke Ambon nih.
Jadwal SKB di Ambon sendiri dari tanggal 13-15 Desember 2018 yang terdiri dari Test Seleksi Bidang, Wawancara, Microteaching & Test Kesehatan.
Tanggal 11 saya lalu terbang ke Ambon, sekalian nyari-nyari kostan disana.
Penerbangan Makassar-Ambon sekitar 1 jam 20 menit.
Setelah sampai di bandara, saya pun berkenalan dengan 3 orang teman-teman seperjuangan saya.
Ini pertama kalinya saya liat mereka secara langsung setelah sebelumnya hanya via profile picture saja.
Mereka adalah Bu Yulia (Si Ndut yang hobby ngebully orang sampai-sampai kaki dia keseleo), Pak Ahmad (roommate saya & partner saya untuk mem-bully back si Yulia) dan terakhir Pak Andre (asli Ambon yang baik & ramah yang memfasilitasi kami selama di Ambon). Ada juga 1 orang namanya Bu Agustina (peserta jurusan Fisika yang kalem, jadi roommate Yulia & mungkin jadi penasehat psikologisnya juga) ππ
Di Ambon saya gak punya keluarga 1 pun, jadi yah mereka ini lah keluarga saya.
Kami punya lagu kebangsaan yang saat itu lagi ngehits & selalu saja sukses membuat kami ketawa saat dinyanyikan bersama, penggalannya begini:
"sayur kooooooollll, sayur koooooooooollll, makan dagi titid dengan sayurrrr kooooollll"
*Klik disini untuk melihat videonya yang mendunia
Well, 2 hari itu kami gunakan untuk perkenalan, mencari penginapan, dan juga sedikit jalan-jalan buat menghilangkan rasa tegang. Foto diatas itu diambil sesaat sebelum kami menghadapi ujian SKB.
2 hari sebelumnya kami juga berkenalan dengan teman-teman seperjuangan dari jurusan lain.
Untuk tempat penginapan, kami dapat disekitar area kampus. Kalau gak salah namanya "Kost Nona Ambon" π
Jaraknya hanya sekitar 400 meter saja dari kampus. Jadi untuk SKB kami hanya perlu jalan kaki.
Capek?? Gak sama sekali kok. Mungkin karena udah biasa kali yah.
Disinilah keakraban & persaudaraan kami semakin erat terjalin.
Saya sama Pak Ahmad jadi roommate. Si Yulia & Bu Agustina jadi roommate juga.
Saya jadi kasian sama Bu Agustina harus berbagi oksigen dengan Si Yulia πππ
Pasti tiap malam dia gak bisa tidur dengan nyenyak.
Nahh, untuk urusan makan kami dapat kantin dekat kampus yang makanannya murah, meriah, mencr*t loh π
Gimana gak? Harga 10ribu udah makan kenyang.
Ibu kantin itu akhirnya kami panggil dengan sebutan "mama".
Orangnya ramah & selalu baik dengan kami peserta, plus masakannya wenakkkkkk.
Tiap datang kekantin, kami selalu disapanya, kadang makanan lezat & bergizi udah tersedia bahkan sebelum kami tiba dikantin.
Kami sarapan, makan siang & makan malam yah diwarung sederhana tapi berkelas ini.
Ohh ya, FYI, pertama lihat Ambon kesannya kotanya bersih. Sumpah!!.
Itu termasuk kampus Polnam yang bersih.
Gak tau kenapa, saya kok barusan liat kampus sebesar ini bisa bersih yak??
Bahkan di dermaga juga bersih, air lautnya pun biru bening.
Selain itu, ketegangan menghadapi SKB jadi berkurang karena keramahan orang-orang Ambon kepada pendatang, tak terkecuali staff Polnam.
Terima kasih buat staff Polnam yang melayani serta memfasilitasi kami dengan baik selama kami para peserta mengikuti test SKB disana.
Tanggal 13-15 itu kami benar-benar lewati dengan santai, walau disibukkan dengan berbagai persiapan SKB. Itu mungkin karena selera humor kami yang berpadu dan bercampur dengan baik. Sampai-sampai si Yulia kakinya keseleo karena ngebully orang lain sambil ketawa ketiwi. (*mampus) π
Hari pertama SKB itu Tes Substansi (Test Kemampuan Bidang). Untuk Kemenristek sendiri, test ini berisi kemampuan kita secara spesifik sesuai bidang kita, contoh saya dari Pendidikan Bahasa Inggris, maka test saya berisi soal-soal Bahasa Inggris (bias semacam TOEFL atau lainnya). Kami kebetulan dapatnya 100 nomor. Di sesi ini menurut saya, meksimalkan saja soal-soal yang berkaitan dengan kualifikasi pendidikan teman-teman. Hari kedua Test Wawancara. Disini kebetulan kami dibagi beberapa sesi dan masing-masing diwawancarai oleh 2 pimpinan kampus/institusi. Jadi, kita harus berpenampilan sopan & rapih serta menjawab dengan jujur & logis. Saya ingat sempat ditanya, "apakah mau mengabdi disini & gak mengajukan pindah?". Saya jawab, "Saya siap & jika perlu saya akan membuat pernyataan tertulis." Hari ketiga adalah Microteaching, dimana peserta akan diuji kemampuannya dalam mengajar. Maka dari itu, peserta harus mematangkan persiapan praktek mengajar, membawa/mempersiapkan alat-alat bantu presentase & gak lupa jangan gugup (walaupun saya juga waktu itu keringat dingin π°) Disini, peserta sekaligus tim penilai adalah kalangan pimpinan kampus juga. Saya, Yulia, Pak Andre & Pak Ahmad kebagian Kaprodi & 1 orang dosen Bahasa Inggris dari Prodi Teknik Sipil namanya kalua gak salah namanya Pak Vascolino. Ada moment ketika menunggu giliran microteaching salah satu peserta jatuh terpeleset, karena lantai licin, fotonya ada dibawah, namanya Arif, jatuh terpeleset kayak ditackling ama Beckham karena gak hati-hati. Sontak kami tertawa & itu mengurangi efek gugup seketika π . Oh ya, sempat ingat juga saat Pak Ahmad keluar ruangan microteaching dengan muka pucat & bilang, "tadi didalam saya dibilanginsama penilai "tu meni pikcahhh" (*read: too many pictures)". Kalau si Yulia pas keluar katanya dibilangin suaranya terlalu kecil & mukanya merah-merah efek digebukin apa make-up tuh. πππ (just kidding Yul). Dan untuk Test Kesehatan, kebetulan kami peserta di Polnam sudah bawa hasilnya dari daerah asal masing-masing, jadi tinggal dikumpulkan saja.
3 hari test SKB jadi gak terlalu berasa.
Setelah masa ujian SKB selesai, kami semua bersiap menerima keputusan apapun yang terjadi.
Di 2 hari terakhir kami habiskan buat jalan-jalan mengelilingi kota Ambon walau akhirnya hanya beberapa tempat yang sempat kami kunjungi.
Berikut foto-fotonya π
Tanggal 18 Desember 2018, time to go back home.
Setelah packing & pamitan, saya pun berangkat kembali ke Makassar.
Sampai di Makassar saya masih terus keep in touch dengan teman-teman.
Hari demi hari bahkan sampai pergantian tahun ke 2019 pun masih adem ayem panitia pelaksana dari Kemenristek Dikti.
Waktu ini pun saya manfaatkan untuk pulang kampung ke kampung halaman saya di Toraja.
Lumayan buat mengatasi ketegangan dan stress ringan menunggu hasil integrasi SKB.
Seminggu di bulan Januari sampai saya balik dari Toraja pun masih belum pengumuman juga.
Padahal udah hamper semua kementerian mengumumkan hasilnya.
Saya pun tambah hari tambah deg-degan.
Was-was.
Ini ditambah lagi dengan teman² dan sahabat² saya, yang intensitas pertanyaan mereka mengenai "kapan pengumuman??", "bagaimana, sudah lulus belum??", "kapan acara syukuran nih??" π
Anjay, udah mau syukuran, pengumuman saja belum.
Inilah yang juga menambah tingkat stress saya.
Pokoknya saya gelisah di minggu terakhir itu.
Pasrah menerima keputusan final apapun yang terjadi.
Bersiap menerima kemungkinan terbaik & pasrah menerima kemungkinan terburuk.
_________________________________________________
Sampai pada akhrinya..
Sabtu 12 Januari 2018..
Kemenristek Dikti me-release hasil akhir integrasi SKB CPNS 2018.
Sekitar jam 03.20 subuh si Yulia nelpon.
Saya kaget karena hape saya pas disamping kepala saya.
Saya angkat & dengan nada manja Yulia bilang kalau hasil udah keluar.
Seperti mendapat kekuatan baru (padahal masih setengah sadar), sekejap saya langsung lompat ke arah laptop, dan langsung nyalain serta menyambungkan koneksi ke internet.
Tapi pada saat itu koneksi lagi down, file berkas hasil integrasi susah diunduh karena filenya besar (sekitar 100an mb lebih), belum lagi server yang sibuk diserbu ribuan peserta sekaligus.
Saya masih keringat dingin & speechless.
Tiba-tiba si Yulia nelpon lagi, ngabarin kalau saya LULUS.
(Walaupun pada akhirnya Yulia belum rejekinya. Semangat Yul!!) ππ
………………………….
Akhirnya..
Jesus Christ.
π
Awalnya saya gak percaya sampai saya lihat sendiri hasilnya.
BTW, thanks yah Yul.
(Walaupun kamu & Pak Andre belum rejekinya, both of you are still the best).
Menit-menit awal, perasaan saya becampur aduk waktu saya melihat sendiri hasilnya.
Saya langsung membangunkan kedua orangtua saya & memeluk mereka & bilang kalau anak mereka ini LULUS.
Lalu mereka melihat sendiri hasilnya.
Saya masih ingat yang diucapkan oleh ayah saya.
Beliau bilang, "akhirnya ada juga penerus kita."
Yup, kebetulan ayah & ibu saya adalah tenaga pendidik juga (guru).
Jadinya mereka sudah punya penerus π
Berasa masih penasaran dengan pengumumannya, saya lalu buka file pengumuman yang lengkap.
Saya perhatikan dengan cermat.
Ternyata benar saya lulus dengan kode P2-L, Bersama dengan Pak Ahmad.
(Congrats yah Pak Ahmad, kita jadi roommate lagi).
Saya masih gak bisa berkata apa-apa.
(mungkin saya sempat pucat juga kali yah) π
Saya sadar kalau ini semua sudah jalan dari Tuhan. π
Semua sudah menjadi rancangan dari rencanaNya yang indah.
Sempat gagal tahun 2017, Tuhan membukakan jalan bagi saya.
Saya yakin, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Mungkin Tuhan punya rencana & kehendak lain untuk tidak meloloskan saya di seleksi CPNS 2017 di Papua.
Jujur saja, sebelum melihat hasilnya, untuk kemungkinan terburuk saya sudah bersiap untuk pergi merantau lagi, guys π
Sudah ada puluhan lamaran sebelumnya saya buat ke kampus negeri/swasta dalam beberapa bulan terakhir (sebelum seleksi CPNS 2018 ini), namun belum ada panggilan.
Ada sih yang konfirmasi, kalau lamaran saya udah sampai, tapi belum dipanggil ngajar juga.
Sedih sih. But, that's life.
Mungkin bukan jalannya.
Tuhan menunjukkan jalan yang lain, kalau jalan sebelumnya tertutup.
It's all about God's Plan. π
Saya ucapkan juga terimakasih buat adik-adik saya, pacar, keluarga, teman-teman & sahabat yang selalu mendukung.
Singkat cerita, setelah mengetahui saya lulus, tahapan selanjutnya adalah pemberkasan.
Yah, pemberkasan untuk menjadi seorang CPNS.
Banyak berkas yang harus disiapkan, seperti SKCK, legalisir ijazah, daftar riwayat hidup, foto terbaru, dll.
Bagi yang ingin tahu atau saat membaca artikel ini dinyatakan lulus CPNS Kemenristek Dikti di seleksi berikutnya bisa intip DISINI buat kelengkapan berkasnya.
Bagi kawan-kawan yang sempat membaca artikel ini, mohon doanya agar saya jadi ASN yang baik yah π
Well guys, saya rasa sampai disini dulu sharing saya seputar Pengalaman Ikut Test Seleksi CPNS Kemenristek Dikti 2018.
Saya mohom maaf jika ada yang merasa terbully dengan kata-kata saya π, ataupun masih ada yang perlu diperbaharui/ditambahkan dari artikel ini mohon diinfokan lewat kolom komentar.
Semoga sukses buat kita semua. Amin.
God bless.
Hingga tiba waktunya, tanggal 16 November 2018, waktu untuk saya menghadapi SKD CPNS dengan sistem Computer Assisted Test (CAT). FYI, test ini gak bisa loh dibohongi atau dimanipulasi karena skor kita akan langsung keluar setelah selesai test.
Bahkan diluar ruangan ujian, ada layar bagi peserta lain yang belum/sudah mengikuti ujian CAT & juga panitia untuk melihat skor perolehan sementara bagi yang sementara ujian.
Mereka kayak nonton MotoGP ajahhh.
Jadi kita harus betul-betul mempersiapkan diri.
Siap menerima kemungkinan terbaik & kemungkinan terburuk.
Ini "perang" yang sesungguhnya π
Saat itu saya kebagian sesi pertama (jam 8 pagi).
Karena ini sistem CAT, sama dengan tahun sebelumnya, saya benar-benar telah mempersiapkan diri (menurut ukuran kemampuan standar saya yah tentunya).
Dan pagi itu, saya tiba di lokasi test di Gedung RRI Makassar tepat pada hari Jumat.
Setelah menunggu sekitar 2 jam (biasalah, sedikit ngaret karena mungkin banyak yang perlu disiapkan oleh Panselnas setempat), sayapun masuk ruangan dengan perasaan yang deg-degan.
Kenapa? ini karena banyak isu beredar dan memang isu ini benar terjadi dilapangan kalau soal TKP tahun ini agak lebih sulit & panjang-panjang. Kenapa? karena teman-teman sayapun banyak yang berguguran di TKP.
Ini bahkan sangat banyak terjadi.
Saya banyak lihat curhatan teman-teman & senior-senior saya di grup Telegram.
Kok jadi kayak "gugur massal" yah??
Membuat saya cemas.
Membuat saya gundah.
Membuat saya was-was π°π°π°
Tibalah saatnya saya berhadapan lagi dengan CAT untuk kedua kalinya.
Sebelum klik mulai test, saya berdoa biar dimudahkan & dilancarkan.
Kondisi ruangan saat itu tenang, kami ditempatkan di Aula RRI Makassar.
Perkiraan saya, mungin ada sekitar 200an orang sekali sesi test CAT.
Well, jadi pada saat test, strategi saya adalah langsung kerja sesuai urutan jenis soal.
Urutan soal di aplikasi CAT BKN adalah TWK lalu TIU dan TKP.
Jujur saja, di TWK karena passing gradenya 75 (15 soal benar), jadi saya gak kerja semuanya karena waktu hanya 90 menit dengan 100 butir soal. Setelah saya memastikan bahwa ada sekitar 16 soal benar saya kerjakan di TWK, saya skip dan beralih ke TIU. Disini pun saya tidak mengerjakan semua soalnya. TIU passing gradenya 80 (16 soal benar), jadi saya memastikan sekitar 17 soal saya kerjakan dengan benar, karena CAT gak ada sistem minus. Jawaban kosong yah nilainya 0, benar dapat 5, kecuali TKP skornya dari 1-5 π
Lalu saya melangkah ke TKP, dan apa yang terjadi pemirsahhh..
Seperti yang saya takutkan, soalnya memang panjang-panjang, begitupun opsinya rata-rata. Disini saya masih ada waktu sekitar 50 menit dan saya habiskan untuk analisa TKP.
Saat saya klik selesai, betapa lesuhnya hati saya, melihat skor saya yang benar-benar jatuh di TKP.
Padahal tahun lalu saya lolos di TKP.
Pupus sudah harapan dengan hashtag #2019jadiASN πππππ
……………………………………………………………………
Sekitar seminggu setelah test SKD berlalu, saya masih penuh dengan rasa galau.
Ada kabar angin yang berhembus kencang bahwa akan terbit Permenpan yang baru sebagai pendamping Permenpan yang sebelumnya, yaitu Permenpan No. 37.
Mungkin ini untuk mengisi formasi yang sangat banyak kosong akibat peserta yang "cedera" di TKP.
Waktu berjalan..
Lalu angin segar datang dan terbitlah Permenpan No. 61 Tahun 2018.
Kenapa angin segar?
Karena dalam Permenpan ini tertuang peraturan baru yang mengatakan bahwa akan ada perankingan dengan syarat nilai kumulatif harus minimal 255.
Kondisi ini sempat membuat kegaduhan sebelum adanya penjelasan yang gamblang dari pemerintah.
Hal ini juga akhirnya membuat kategori peserta yang akan lanjut ke SKB menjadi 2 kelas yaitu P1 (peserta yang melewati ambang batas nilai passing grade menurut Permenpan 37) dan P2 (peserta yang melewati ambang batas nilai passing grade menurut Permenpan 61, seperti saya).
(DOWNLOAD PERMENPAN 61 TAHUN 2018 DISINI)
(Gambaran Permenpan 61 Tahun 2018)
Dengan adanya kebijakan baru dari pemerintah dan Kemenpan RB ini, maka hashtag #2019jadiASN kembali bersemi & mulai tumbuh lagi harapan baru π
Thanks God π
Namun, walaupun bersemi tidak berarti saya senang dulu karena saya harus masuk 6 besar.
Karena peraturan perankingan harus jumlah formasi dikalikan 3, jadinya 6. Formasi saya ada 2 soalnya, dengan pendaftar ada 7 orang.
Saya cemas-cemas menunggu pengumuman SKB dibuatnya.
Setelah keluar pengumuman SKB saya bersyukur karena nama saya juga ada didalamnya dengan kode P2 tadi.
Untuk formasi saya, ternyata cuma 4 orang yang lulus ke tahap SKB. Yang 3 orang lain saya gak tau kasusnya kenapa.
SKB di Kemenristek Dikti sendiri akan diadakan di unit kerja masing-masing.
Jadinya saya bakal ke Ambon nih.
Jadwal SKB di Ambon sendiri dari tanggal 13-15 Desember 2018 yang terdiri dari Test Seleksi Bidang, Wawancara, Microteaching & Test Kesehatan.
Tanggal 11 saya lalu terbang ke Ambon, sekalian nyari-nyari kostan disana.
Penerbangan Makassar-Ambon sekitar 1 jam 20 menit.
(Bandara Internasional Pattimura, Ambon)
Setelah sampai di bandara, saya pun berkenalan dengan 3 orang teman-teman seperjuangan saya.
Ini pertama kalinya saya liat mereka secara langsung setelah sebelumnya hanya via profile picture saja.
Mereka adalah Bu Yulia (Si Ndut yang hobby ngebully orang sampai-sampai kaki dia keseleo), Pak Ahmad (roommate saya & partner saya untuk mem-bully back si Yulia) dan terakhir Pak Andre (asli Ambon yang baik & ramah yang memfasilitasi kami selama di Ambon). Ada juga 1 orang namanya Bu Agustina (peserta jurusan Fisika yang kalem, jadi roommate Yulia & mungkin jadi penasehat psikologisnya juga) ππ
Di Ambon saya gak punya keluarga 1 pun, jadi yah mereka ini lah keluarga saya.
Kami punya lagu kebangsaan yang saat itu lagi ngehits & selalu saja sukses membuat kami ketawa saat dinyanyikan bersama, penggalannya begini:
"sayur kooooooollll, sayur koooooooooollll, makan dagi titid dengan sayurrrr kooooollll"
*Klik disini untuk melihat videonya yang mendunia
(Dari kiri-kanan, Pak Ahmad, Si Yulia, Pak Andre, Bu Agustina, and Me)
Well, 2 hari itu kami gunakan untuk perkenalan, mencari penginapan, dan juga sedikit jalan-jalan buat menghilangkan rasa tegang. Foto diatas itu diambil sesaat sebelum kami menghadapi ujian SKB.
2 hari sebelumnya kami juga berkenalan dengan teman-teman seperjuangan dari jurusan lain.
Untuk tempat penginapan, kami dapat disekitar area kampus. Kalau gak salah namanya "Kost Nona Ambon" π
Jaraknya hanya sekitar 400 meter saja dari kampus. Jadi untuk SKB kami hanya perlu jalan kaki.
Capek?? Gak sama sekali kok. Mungkin karena udah biasa kali yah.
Disinilah keakraban & persaudaraan kami semakin erat terjalin.
Saya sama Pak Ahmad jadi roommate. Si Yulia & Bu Agustina jadi roommate juga.
Saya jadi kasian sama Bu Agustina harus berbagi oksigen dengan Si Yulia πππ
Pasti tiap malam dia gak bisa tidur dengan nyenyak.
Nahh, untuk urusan makan kami dapat kantin dekat kampus yang makanannya murah, meriah, mencr*t loh π
Gimana gak? Harga 10ribu udah makan kenyang.
Ibu kantin itu akhirnya kami panggil dengan sebutan "mama".
Orangnya ramah & selalu baik dengan kami peserta, plus masakannya wenakkkkkk.
Tiap datang kekantin, kami selalu disapanya, kadang makanan lezat & bergizi udah tersedia bahkan sebelum kami tiba dikantin.
Kami sarapan, makan siang & makan malam yah diwarung sederhana tapi berkelas ini.
Ohh ya, FYI, pertama lihat Ambon kesannya kotanya bersih. Sumpah!!.
Itu termasuk kampus Polnam yang bersih.
Gak tau kenapa, saya kok barusan liat kampus sebesar ini bisa bersih yak??
Bahkan di dermaga juga bersih, air lautnya pun biru bening.
Selain itu, ketegangan menghadapi SKB jadi berkurang karena keramahan orang-orang Ambon kepada pendatang, tak terkecuali staff Polnam.
Terima kasih buat staff Polnam yang melayani serta memfasilitasi kami dengan baik selama kami para peserta mengikuti test SKB disana.
(Foto Bersama "Mama" yang lagi masak)
Tanggal 13-15 itu kami benar-benar lewati dengan santai, walau disibukkan dengan berbagai persiapan SKB. Itu mungkin karena selera humor kami yang berpadu dan bercampur dengan baik. Sampai-sampai si Yulia kakinya keseleo karena ngebully orang lain sambil ketawa ketiwi. (*mampus) π
Hari pertama SKB itu Tes Substansi (Test Kemampuan Bidang). Untuk Kemenristek sendiri, test ini berisi kemampuan kita secara spesifik sesuai bidang kita, contoh saya dari Pendidikan Bahasa Inggris, maka test saya berisi soal-soal Bahasa Inggris (bias semacam TOEFL atau lainnya). Kami kebetulan dapatnya 100 nomor. Di sesi ini menurut saya, meksimalkan saja soal-soal yang berkaitan dengan kualifikasi pendidikan teman-teman. Hari kedua Test Wawancara. Disini kebetulan kami dibagi beberapa sesi dan masing-masing diwawancarai oleh 2 pimpinan kampus/institusi. Jadi, kita harus berpenampilan sopan & rapih serta menjawab dengan jujur & logis. Saya ingat sempat ditanya, "apakah mau mengabdi disini & gak mengajukan pindah?". Saya jawab, "Saya siap & jika perlu saya akan membuat pernyataan tertulis." Hari ketiga adalah Microteaching, dimana peserta akan diuji kemampuannya dalam mengajar. Maka dari itu, peserta harus mematangkan persiapan praktek mengajar, membawa/mempersiapkan alat-alat bantu presentase & gak lupa jangan gugup (walaupun saya juga waktu itu keringat dingin π°) Disini, peserta sekaligus tim penilai adalah kalangan pimpinan kampus juga. Saya, Yulia, Pak Andre & Pak Ahmad kebagian Kaprodi & 1 orang dosen Bahasa Inggris dari Prodi Teknik Sipil namanya kalua gak salah namanya Pak Vascolino. Ada moment ketika menunggu giliran microteaching salah satu peserta jatuh terpeleset, karena lantai licin, fotonya ada dibawah, namanya Arif, jatuh terpeleset kayak ditackling ama Beckham karena gak hati-hati. Sontak kami tertawa & itu mengurangi efek gugup seketika π . Oh ya, sempat ingat juga saat Pak Ahmad keluar ruangan microteaching dengan muka pucat & bilang, "tadi didalam saya dibilanginsama penilai "tu meni pikcahhh" (*read: too many pictures)". Kalau si Yulia pas keluar katanya dibilangin suaranya terlalu kecil & mukanya merah-merah efek digebukin apa make-up tuh. πππ (just kidding Yul). Dan untuk Test Kesehatan, kebetulan kami peserta di Polnam sudah bawa hasilnya dari daerah asal masing-masing, jadi tinggal dikumpulkan saja.
(Bobot penilaian SKB Kemenristek Dikti Tahun 2018)
(Lagi nunggu giliran buat Microteaching. Gugup tapi tetap Stay Cool)
(Foto Bersama Peserta Test SKB Kemenristek Dikti, Polnam)
Setelah masa ujian SKB selesai, kami semua bersiap menerima keputusan apapun yang terjadi.
Di 2 hari terakhir kami habiskan buat jalan-jalan mengelilingi kota Ambon walau akhirnya hanya beberapa tempat yang sempat kami kunjungi.
Berikut foto-fotonya π
(Foto depan Gedung Kampus Polnam)
(Pantai di Ambon. 1 kata, bening guys)
(Selfie di Pantai)
(Pemandian Air Panas Hatuasa Tulehu, Ambon)
(Di dermaga Ambon. Bersih kan???)
(Di lapangan tempat Patung Pahlawan Pattimura)
(Lagi di pantai menikmati rujak Natsepa)
(Tau kan bu Yulia yang mana π)
(Yang baju merah paling kanan, Si Arif, objek bullyan empuk Yulia π)
(Bandara Pattimura)
Tanggal 18 Desember 2018, time to go back home.
Setelah packing & pamitan, saya pun berangkat kembali ke Makassar.
Sampai di Makassar saya masih terus keep in touch dengan teman-teman.
Hari demi hari bahkan sampai pergantian tahun ke 2019 pun masih adem ayem panitia pelaksana dari Kemenristek Dikti.
Waktu ini pun saya manfaatkan untuk pulang kampung ke kampung halaman saya di Toraja.
Lumayan buat mengatasi ketegangan dan stress ringan menunggu hasil integrasi SKB.
Seminggu di bulan Januari sampai saya balik dari Toraja pun masih belum pengumuman juga.
Padahal udah hamper semua kementerian mengumumkan hasilnya.
Saya pun tambah hari tambah deg-degan.
Was-was.
Ini ditambah lagi dengan teman² dan sahabat² saya, yang intensitas pertanyaan mereka mengenai "kapan pengumuman??", "bagaimana, sudah lulus belum??", "kapan acara syukuran nih??" π
Anjay, udah mau syukuran, pengumuman saja belum.
Inilah yang juga menambah tingkat stress saya.
Pokoknya saya gelisah di minggu terakhir itu.
Pasrah menerima keputusan final apapun yang terjadi.
Bersiap menerima kemungkinan terbaik & pasrah menerima kemungkinan terburuk.
_________________________________________________
Sampai pada akhrinya..
Sabtu 12 Januari 2018..
Kemenristek Dikti me-release hasil akhir integrasi SKB CPNS 2018.
Saya kaget karena hape saya pas disamping kepala saya.
Saya angkat & dengan nada manja Yulia bilang kalau hasil udah keluar.
Seperti mendapat kekuatan baru (padahal masih setengah sadar), sekejap saya langsung lompat ke arah laptop, dan langsung nyalain serta menyambungkan koneksi ke internet.
Tapi pada saat itu koneksi lagi down, file berkas hasil integrasi susah diunduh karena filenya besar (sekitar 100an mb lebih), belum lagi server yang sibuk diserbu ribuan peserta sekaligus.
Saya masih keringat dingin & speechless.
Tiba-tiba si Yulia nelpon lagi, ngabarin kalau saya LULUS.
(Walaupun pada akhirnya Yulia belum rejekinya. Semangat Yul!!) ππ
………………………….
Akhirnya..
Jesus Christ.
π
Awalnya saya gak percaya sampai saya lihat sendiri hasilnya.
BTW, thanks yah Yul.
(Walaupun kamu & Pak Andre belum rejekinya, both of you are still the best).
Menit-menit awal, perasaan saya becampur aduk waktu saya melihat sendiri hasilnya.
Saya langsung membangunkan kedua orangtua saya & memeluk mereka & bilang kalau anak mereka ini LULUS.
Lalu mereka melihat sendiri hasilnya.
Saya masih ingat yang diucapkan oleh ayah saya.
Beliau bilang, "akhirnya ada juga penerus kita."
Yup, kebetulan ayah & ibu saya adalah tenaga pendidik juga (guru).
Jadinya mereka sudah punya penerus π
Berasa masih penasaran dengan pengumumannya, saya lalu buka file pengumuman yang lengkap.
Saya perhatikan dengan cermat.
Ternyata benar saya lulus dengan kode P2-L, Bersama dengan Pak Ahmad.
(Congrats yah Pak Ahmad, kita jadi roommate lagi).
Saya masih gak bisa berkata apa-apa.
(mungkin saya sempat pucat juga kali yah) π
Saya sadar kalau ini semua sudah jalan dari Tuhan. π
Semua sudah menjadi rancangan dari rencanaNya yang indah.
Sempat gagal tahun 2017, Tuhan membukakan jalan bagi saya.
Saya yakin, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Mungkin Tuhan punya rencana & kehendak lain untuk tidak meloloskan saya di seleksi CPNS 2017 di Papua.
Jujur saja, sebelum melihat hasilnya, untuk kemungkinan terburuk saya sudah bersiap untuk pergi merantau lagi, guys π
Sudah ada puluhan lamaran sebelumnya saya buat ke kampus negeri/swasta dalam beberapa bulan terakhir (sebelum seleksi CPNS 2018 ini), namun belum ada panggilan.
Ada sih yang konfirmasi, kalau lamaran saya udah sampai, tapi belum dipanggil ngajar juga.
Sedih sih. But, that's life.
Mungkin bukan jalannya.
Tuhan menunjukkan jalan yang lain, kalau jalan sebelumnya tertutup.
It's all about God's Plan. π
Saya ucapkan juga terimakasih buat adik-adik saya, pacar, keluarga, teman-teman & sahabat yang selalu mendukung.
Singkat cerita, setelah mengetahui saya lulus, tahapan selanjutnya adalah pemberkasan.
Yah, pemberkasan untuk menjadi seorang CPNS.
Banyak berkas yang harus disiapkan, seperti SKCK, legalisir ijazah, daftar riwayat hidup, foto terbaru, dll.
Bagi yang ingin tahu atau saat membaca artikel ini dinyatakan lulus CPNS Kemenristek Dikti di seleksi berikutnya bisa intip DISINI buat kelengkapan berkasnya.
Bagi kawan-kawan yang sempat membaca artikel ini, mohon doanya agar saya jadi ASN yang baik yah π
Well guys, saya rasa sampai disini dulu sharing saya seputar Pengalaman Ikut Test Seleksi CPNS Kemenristek Dikti 2018.
Saya mohom maaf jika ada yang merasa terbully dengan kata-kata saya π, ataupun masih ada yang perlu diperbaharui/ditambahkan dari artikel ini mohon diinfokan lewat kolom komentar.
Semoga sukses buat kita semua. Amin.
God bless.
Proud of u qaqah jupeee ππ€
ReplyDeleteasatagaa, Ina pale ππ
DeleteProud of you Alay! Pizza hut!
ReplyDeletehahahaa..
Deleteand proud of you too bu dosen alay..
KFC, jagonya ayam!!